Oentoro menambahkan, tingkat pelayanan pelabuhan yang belum optimal tersebut sebagai akibat tidak adanya persaingan dalam penyelenggaraan pelabuhan. Selain itu, fasilitas pelabuhan yang relatif masih terbatas dan juga akses jalan pelabuhan yang kurang mendukung.
Direktur PT Tempuran Emas (Temas) Djoni Sutji menambahkan, lambannya proses pengiriman barang ekspedisi oleh perusahaan pengiriman salah satu penyebabnya adalah rendahnya kinerja bongkar muat di pelabuhan. Djoni menjelaskan, teknis bongkar muat barang masih manual.
Kebutuhan mendesak
Sementara itu, untuk mengantisipasi Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005, penambahan kapal pengangkut barang pengiriman ke manapun sudah menjadi kebutuhan mendesak. Ketersediaan kapal pengiriman ke Manado, pengiriman ke Medan, dan pengiriman ke Kupang pun harus dibarengi dengan keterampilan teknis untuk mempercepat proses bongkar muat di pelabuhan. Dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional, aspek angkutan laut dinyatakan; "Pemerintah akan menata kembali jaringan trayek angkutan laut dengan memberikan insentif kepada kapal-kapal jasa pengiriman dengan trayek tetap dan teratur, antara lain, melalui pemberian prioritas sandar, keringanan tarif jasa kepelabuhanan dan penyediaan bunker".
Inpres itu juga menyebutkan; "Pemerintah memberikan dukungan untuk pengembangan pelayaran rakyat, antara lain fasilitas pendanaan, peningkatan kualitas kapal pengiriman barang, sumber daya manusia, manajemen usaha serta pembangunan prasarana dan sarana pelabuhan untuk pelayaran rakyat".
Direktur Keuangan PT Temas Roy Kusumaatmaja mengatakan, untuk mengantisipasi Inpres tersebut, PT Temas menambah armada sebanyak tiga kapal peti kemas jasa pengiriman barang selama kuartal pertama tahun 2005. Oleh karena itu, kata
Roy Kusumaatmaja menyebutkan, tiga kapal pengiriman ke Manado, pengiriman ke Medan, dan pengiriman ke Kupang yang dibeli pada kuartal pertama tahun 2005 dibeli seharga Rp 85 miliar. Adapun satu kapal bekas dari Jerman dibeli dengan menggunakan uang kas internal sebesar 1,3 juta dollar AS dan pinjaman dari Bank BNI 46 sebesar 2,5 juta dollar AS. (OSA/OTW)
http://www2.kompas.com/
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment