Pembeli Program Rumah Produksi

Posted by gelasbagus on Thursday, July 16, 2009

Rumah produksi di dalam negeri dinilai mampu memenuhi kebutuhan konten televisi berbayar, bergantung pada pesanan operator TV berlangganan yang menjadi pembeli program.

Riza Primadi, Direktur PT Adi Karya Visi (AKV), mengatakan pihaknya telah menggunakan jasa production house di dalam negeri untuk membuat program drama yang tayang pada televisi berbayar di Vietnam dan Singapura.

Adi Karya Visi merupakan perusahaan pengumpul (agregator) konten yang memasok program-programnya untuk Astro, televisi berbayar yang berbasis di Malaysia.

AKV mendapatkan konten dengan cara memproduksi sendiri, meminta production house company untuk memproduksi, dan membeli program yang diproduksi oleh orang lain. "Hasil produksi production house Jakarta di dalam negeri cukup layak untuk ditayangkan oleh televisi berbayar. Tergantung pada bagaimana standar yang ditentukan [oleh si pembeli konten]. Kalau standarnya ditinggikan, mereka bisa mengikutinya. Tergantung pesanan," ujarnya kepada Bisnis, kemarin.

Saat ini, AKV memasok dua channel untuk tayangan televisi berbayar di Vietnam dan dua channel untuk tayangan di Singapura. Konten channel untuk Vietnam terdiri dari drama dan bisnis, sedangkan untuk Singapura berupa drama dan channel umum. Dia menyebutkan di Indonesia, perusahaan yang menjadi pengumpul konten hanya AKV. "Setahu saya, baru AKV," kata Riza.

Raam Punjabi, Presiden Direktur PT Tripar Multivision Plus, juga menyebutkan production house di dalam negeri siap memenuhi kebutuhan konten lokal untuk tayang pada televisi berbayar.
Dia menolak anggapan dari operator televisi berbayar bahwa production house company dalam negeri tidak mampu membuat program acara untuk ditayangkan setiap hari secara berkelanjutan selama setahun. "Mereka [operator televisi berbayar] lebih memilih membeli konten asing yang sudah siap karena harganya lebih murah jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk membuat konten dari awal dengan memakai production house Jakarta," katanya.

Dia mengatakan orientasi operator televisi berbayar adalah meraup keuntungan sebanyak-banyaknya, sehingga lebih memilih program asing untuk meminimalkan biaya. "Operator televisi berbayar menggunakan alasan bahwa rumah produksi lokal tidak mampu membuat program untuk setahun penuh, padahal alasannya lebih kepada untuk mendapatkan harga yang lebih murah kalau membeli program asing," ujar Raam

http://web.bisnis.com/

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

{ 0 comments... read them below or add one }