Seorang praktisi pembuatan website yang termasuk masih pemula berkirim pesan online, intinya menggunjingkan harga jual website yang gila-gilaan. Harganya tidak sekadar jutaan, tetapi miliaran. Bahkan ada yang mencapai tiga triliunan rupiah. "Akhirnya saya ikutan jualan website, laku Rp 1,5 juta, lumayan buat pemula," katanya.
Era sekarang sudah berbeda dengan
Memang sampai sekarang masih ada yang nekat "membabi buta" pasang harga nama domain melangit, seperti www.kompas.mobi dan www.klikbca.mobi yang dipasang harga oleh broker 800.000 dollar AS. Tetapi, hanya sekadar memarkir domain itu tanpa ada isinya tak akan membuat orang tertarik.
Kini arah bisnis sudah berubah. Angka traffic atau lalu lintas pengunjung web jauh lebih menarik dari sekadar nama domain. Walau demikian, tetap nama domain harus dijaga dan web hosting pun harus bagus.
Setidaknya, untuk sebuah perusahaan akan terlihat menggelikan jika nama perusahaannya sudah dibajak orang. Contoh lama kasus ini melanda www.gudanggaram.com dan www.satelindo.com (untung sudah berubah nama jadi Indosat) yang berada di tangan orang lain.
Bisnis portal
Traffic atau lalu lintas pengunjung di sebuah website sekarang lebih dilirik pembeli website. Jika ingin membeli sebuah website, pertama kali yang dicek adalah seperti apa statistik lalu lintas datanya.
Kategori "portal news" adalah website yang mudah dibuat karena tersedia berbagai software pembuat website interaktif yang bisa didapatkan gratis. Karena itu, para pemain bisnis website ini rata-rata membangun portal (gerbang informasi). Bisa portal selebriti
Semakin menarik isi portal tersebut, semakin banyak yang mengunjungi, dan semakin banyak yang membuat link atau tautan untuk website itu, maka semakin tinggi traffic-nya dan semakin mahal harganya (web hosting).
"Portal entertainment itu paling banyak dikunjungi dan mudah update-nya, beda dengan berita-berita umum atau berita politik," kata tenaga staf tadi. Pemain kecil tak akan turun di segmen portal berita umum karena sudah kalah jauh dengan media
Hebatnya, bisnis seperti itu dilakoni secara individual, dari rumah saja, bukan dari perusahaan resmi yang berkibar namanya. "Bos saya itu sudah lama jualan website, kadang beli website yang belum jadi, terus dikembangkan isinya, kalau sudah bagus baru dijual," katanya.
Kini, pemain-pemain baru di
tekno.kompas.com
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment