Penelitian yang dilaporkan di Journal of Neural Engineering mendemonstrasikan kemampuan untuk membaca pikiran/menerjemahkan preferensi seseorang terhadap salah satu dari dua minuman dengan akurasi 80 persen. Metode yang dilakukan adalah dengan mengukur intensitas cahaya serupa infra merah yang diserap oleh jaringan otak.
“Ini adalah sistem pertama yang mampu menerjemahkan preferensi secara natural lewat pikiran spontan,” ucap Sheena Luu, mahasiswi doktoral jurusan biomedical engineering
Cahaya yang mendekati sinar infra merah tersebut memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dibandingkan cahaya yang bisa dilihat mata. Pada awal penelitian, 9 orang sukarelawan dewasa diminta memberi nilai 8 jenis minuman dengan skala 1 sampai 5.
Setelah itu, sukarelawan menggunakan pengikat kepala yang dipasangi fiber optik yang memancarkan sinar ke bagian depan lapisan kulit otak. Kepada mereka satu persatu disediakan dua jenis minuman yang muncul di layar monitor, kemudian diberikan pertanyaan minuman mana yang lebih mereka sukai.
“Saat otak Anda aktif, oksigen dalam darah bertambah dan tergantung tingkat konsentrasi, ia akan menyerap cahaya lebih banyak ataupun lebih sedikit,” kata Luu. “Pada beberapa orang, otak mereka lebih aktif ketika mereka tidak menyukai sesuatu, dan pada beberapa orang yang lain, otak mereka aktif ketika mereka menyukai sesuatu.”
Setelah memprogram pola aktifitas otak yang unik pada komputer agar dapat dikenali sehubungan dengan preferensi responden, peneliti akhirnya dapat memprediksikan minuman jenis mana yang paling disukai oleh partisipan hingga 80 persen.
Menurut para peneliti, tujuan dari riset terbaru ini adalah untuk membantu mereka, khususnya anak-anak yang tidak bisa berbicara atau bergerak. Jadi membaca pikiran ada positif dan negatifnya.
teknologi.vivanews.com
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment