Perumahan Murah untuk Rakyat Tak Terpengaruh oleh Krisis

Posted by jenggot kambing on Wednesday, January 27, 2010



Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Yusuf Asy’ari menjamin krisis ekonomi global tidak akan memengaruhi pembangunan sektor perumahan murah rakyat khususnya rumah sederhana sehat dan rumah susun.

"Krisis ekonomi global hanya terasa untuk perumahan menengah ke atas sedangkan rumah murah dan rumah susun tidak ada kendala," kata Yusuf Asy’ari seusai membuka Musyawarah Daerah Real Estate Indonesia Kalimantan Tengah di Palangkaraya, Rabu (7/1).

Menurut Yusuf, kucuran kredit konstruksi perbankan saat ini lebih selektif pada proyek-proyek pembangunan perumahan besar seperti untuk apartemen dan kondominium. Sehingga dampak krisis global diperkirakan akan menghambat pembangunan perumahan elit tersebut selama tahun 2009 ini.

"Sementara pembangunan rumah rakyat seperti rumah sederhana sehat dan rumah susun dengan empat hingga lima lantai masih memungkinkan karena nilainya kurang dari Rp 10 miliar," katanya.

Selain itu, Kementerian Negara Perumahan Rakyat (perumahan murah) juga telah berupaya menekan dampak krisis global bagi perumahan rakyat dengan menerapkan pola pembiayaan kredit baru. "Sekarang pola subsidi baru dengan bunga tetap pada mereka yang mengambil kredit, sehingga meski bunga perbankan naik, bunga kreditnya tetap di bawah 10 persen," jelasnya.

Fluktuasi kenaikan bunga itu selanjutnya dibebankan pada subsidi pemerintah, tambah Yusuf.

Yusuf Asy’ari juga menekankan, pemerintah akan berupaya mencegah kenaikan harga rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah itu mengingat kesulitan kondisi perekonomian saat ini.

Harga tiap unit rumah sederhana sehat saat ini masih sebesar Rp 55 juta per unit dan rumah susun sebesar Rp 144 juta per unit. "Kami lebih suka memberikan tambahan fasilitas pada pengembang daripada harus menaikkan harga, misalnya dengan memperjuangkan PPn jasa konstruksi bisa nol dan tidak dibayar," ujarnya.

Pada 2009, pemerintah mengalokasikan dana subsidi perumahan rakyat (perumahan murah) senilai Rp 2,5 triliun. Duit itu akan digunakan untuk subsidi pembangunan 170.000 unit rumah sederhana dan 44.000 unit rumah susun. Anggaran itu meningkat signifikan dibandingkan tahun 2008 yang hanya dialokasikan sekitar Rp 800 miliar.

megapolitan.kompas.com

{ 0 comments... read them below or add one }