Melepas Rutinitas Kerja Sesaat

Posted by gelasbagus on Tuesday, July 21, 2009

Bagi kaum professional yang mengalami rutinitas kerja, trekking bisa menjadi pilihan untuk lari dari kejenuhan. Tantangan dan petualangan merupakan salah satu daya pikat dari kegiatan yang menjadi tema dari setiap wisata Ujung Kulon tour yang ditawarkan travel biro Taman Ujung Kulon yang menawarkan beragam petualangan alam.

Perjalanan pun segera dimulai. Kurang lebih dua setengah jam kami tiba di Carita Baka-Baka. Setelah itu kami melanjutkan dengan kapal nelayan yang bernama cantik, Bellani. “Kelompok nelayan dengan kapal ini merupakan nelayan terbaik yang mendapat penghargaan dari Pemda Banten,”jelas Indra, salah seorang fasilitator Krakatau tour yang memandu kegiatan tersebut. Sebuah upaya yang patut dihargai karena langsung melibatkan nelayan dan penduduk setempat untuk kegiatan wisata tour tersebut.

Tiga jam kami mengarungi lautan, ketika akhirnya kapal menepi di pulau Rakata (Krakatau) dekat Ujung Kulon, tempat kami akan mendirikan tenda dan bermalam. Namun setelah usai mendirikan tenda dan menyantap hidangan siang yang masing-masing dimasak ala kadarnya, para peserta pun dibiarkan melakukan aktifitasnya masing-masing. “Siang sampai petang, acara bebas, lalu malamnya barulah kita berkumpul,”kembali Indra sang pemandu Ujung Kulon mengingatkan.
Lalu mulailah berbagai perlengkapan dikeluarkan. Sejak awal memang diberitahukan bahwa di pantai Rakata ini dimungkinkan untuk berenang, snorkeling, dan juga diving. Setelah itu kegiatan di air dan di darat pun dilakukan, beberapa orang juga terlihat penasaran berjalan mengelilingi pulau dekat Taman Ujung Kulon. Asalkan tidak terlalu gelap saat menyusuri pantai karena bisa terjebak pasang. Ini tak aneh, karena pantai landai hanya ditemui di sisi tempat perahu kami bersandar. Sementara sisi lainnya merupakan tebing curam, yang tak mudah dilalui. Malam itu acara perkenalan dan ramah tamah pun dimuali. Termasuk melakukan sebuah game untuk makin mencairkan suasana. Usai permainan semua peserta mengharap dapat kembali istirahat ke tenda masing-masing. Beristirahat untuk pendakian keesokan harinya ke krakatau dekat Ujung Kulon tour. Namun satu atau dua orang memutuskan memancing dengan kapal nelayan, sekaligus tidur di kapal tersebut.

Esok harinya, acara puncak tour yang ditunggu pun tiba. Kami harus kembali berperahu ke anak Krakatau, tempat kami akan mendaki punggung Krakatau. Hampir dua jam berperahu. Sepanjang perjalanan ke sana kisah tentang sejarah Krakatau itu dituturkan oleh seorang pemandu Krakatau tour. Terkuaklah misteri Krakatau yang pada bulan Agustus 1883 (199 lalu) meletus dengan dahsyat. Ledakannya menewaskan lebih dari 36.000 jiwa dan menenggelamkan pantai-pantai di Jawa serta Sumatera. Tak hanya itu, gelombang hebat Tsunami pun terjadi, melanda hampir keseluruhan Banten. Ketinggian tsunami sekitar 15 meter menghantam Ujung Kulon, Carita, Anyer, Teluk Betung, Tanjung Karang, dan Merang. Bisa dibayangkan bahwa dalam waktu kurang dari setengah jam, gelombang itu membawa kelaut semua yang dilaluinya, baik itu rumah, jalan, jembatan, manusia, dan segala harta bendanya.
“Abunya saja sampai ada yang terhembus ke benua Amerika,”imbuh seorang rekan yang memaparkan cerita dari kerabatanya di negara paman Sam itu. Kehebatan letusan krakatau juga sempat memberi inspirasi produser Hollywood untuk membuat film dengan berlatarbelakang sejarah krakatau. Akibat letusan itu kepulauan Krakatau yang sebelumnya berukuran panjang 9 km dan lebar 5 km (gabungan dari G. Api Krakatau Besar, G. Api Danan, dan G. Api Perbuatan), saat ini tinggal separuh dari G. Api Krakatau Besar yang tersisa. (LN)

http://cyberwoman.cbn.net.id/

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

{ 0 comments... read them below or add one }