Kerajinan Papan Catur dari Bali

Posted by jenggot kambing on Tuesday, August 4, 2009

Kerajinan seni dari kayu berupa papan Catur (Wood Chess Board) , sampai saat ini masih memiliki peluang pasar yang menjanjikan untuk konsumen mancanegara maupun dalam negeri.

Terbukti, permintaan papan Wood Chess dari berbagai ukuran yang bercirikan stil Bali masih lumayan banyaknya. Sehingga, membuat perajin mata dagangan tersebut terus memproduksinya.

‘’Papan catur /Wood Chess Set dari berbagai ukuran yang berisikan aneka seni ukiran Bali masih diminati pasar mancanegara maupun dalam negeri,’’ terang I Kadek Arta, perajin di Sukawati, Senin (18/6) kemarin.

Jelas Arta, papan catur/Wooden Chess Set yang dibuatnya itu mulai dari ukuran 10 meter persegi sampai 50 meter persegi. Namun yang paling banyak laku saat ini, ukuran yang sedang dan harga jualnya Rp 50.000 sampai Rp 100.000 per pcs.

Terutama untuk konsumen mancanegara dengan tujuan pengiriman paling banyak ke Eropa. Sementara untuk pasar dalam negeri, selain ke beberapa kota besar di pulau Jawa juga laris diperjualbelikan di kalangan pemilik toko seni yang ada di objek-objek wisata terkenal di daerah ini.

Namun di balik masih lumayan ramainya permintaan barang kerajinan Wood Chess Set tersebut, perajin mengalami kendala sulit dan mahalnya harga aneka kayu di pasaran saat ini sehingga, mesti pesanan ramai keuntungan yang diperolehnya menjadi menurun.

‘’Dalam kondisi wisatawan mancanegara dan nusantara yang cukup ramai seperti liburan sekarang ini, penjualan papan Catur lumayan dalam seharinya,’’ ucap I Gde Warsa, pedagang di pasar seni Sukawati yang selain menjual papan catur juga barang kerajinan seni lainnya dari kayu berupa patung.

Menurut Warsa, papan catur (Wood Chess) yang dibuat dari kayu kelapa (seseh) selama ini paling diminati konsumen mancanegara. Selain karena ada unsur alaminya, juga dihiasi dengan ukiran yang menarik.

Namun kendalanya, belum banyak perajin yang memiliki menggunakan bahan itu karena selain harganya mahal, juga struktur kayu seseh itu lebih keras.
‘’Pokoknya dalam satu hari ada saja wisatawan yang membeli papan catur/Wooden Chessboard, oleh-oleh dibawa pulang ke negaranya,’’ demikian Warsa. *mur

bisnisbali.com

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

{ 0 comments... read them below or add one }