Lebih lanjut, Prof Wimpie menjelaskan, "Obat ejakulasi dini misalnya, golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor). Namun, perhatikan efek samping, karena obat ejakulasi ini bukan obat kuat yang dijual bebas." Tetapi mengingat obat pria tersebut mempunyai efek samping, maka penggunaan obat kuat pria harus di bawah pengawasan dokter.
Seperti penjelasan di atas, ada obat untuk mengontrol ejakulasi pria. Kalau ejakulasi dini diakibatkan oleh gangguan ereksi, maka dengan memperbaiki fungsi ereksi, ejakulasi dapat diperlambat. Jadi obat disfungsi ereksi bermanfaat kalau ejakulasi dini disebabkan oleh gangguan ereksi.
Cara pengobatan lainnya ialah dengan cara operasi terhadap saraf yang mengontrol terjadinya peristiwa ejakulasi. Tetapi cara ketiga walaupun pernah dilakukan di negara tertentu, sampai kini ternyata tidak populer dan tidak banyak digunakan. "Mengenai suplemen, banyak yang mengklaim bisa mengobati ejakulasi dini tetapi tanpa hasil uji klinik," kata Prof Wimpie Pangkahila. Jadi jika ingin mencoba minum suplemen, pastikan suplemen tersebut dilengkapi bukti berdasarkan uji klinik yang telah dilakukan.
"Andaikata ada hasil uji dengan hasil signifikan, perlu dilakukan analisis apa kandungan di dalamnya. Dan harus tahu apakah peneliti memang berkompeten melakukannya. Kalau hanya suplemen saja, misalnya vitamin, tidak mungkin dapat mengatasi ejakulasi dini," tegas Prof Wimpie Pangkahila.
http://www.medicastore.com/
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat di Obat Ejakulasi Dini - Ejakulasi Dini - Obat Ejakulasi - Ejakulasi Dini Pria - Ejakulasi Pria - Obat Kuat - Obat Pria - Obat Kuat Pria dan Ejakulasi Dini:Obat Ejakulasi Dini & Ejakulasi Dini Pria–Obat Kuat Pria Jakarta di 88db.com
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment