Lupakan Singapura, Hong Kong, atau
Apa yang terlihat di dua kawasan tersebut agaknya menyerap konsep yang ada pada kawasan Saint Germain des Pres, Saint Sulpice, dan rue de
Yang menarik, setiap butik memiliki kekhasan masing-masing. Mereka menyajikan pilihan mode yang berbeda, mulai dari yang bergaya streetwear, punk, kasual, semiformal hingga formal. Tentu saja, semua disesuaikan dengan pasar yang mereka tuju. Uniknya lagi, jika pembeli telah berkali-kali berbelanja di sebuah butik, apalagi sampai mengenal baik sang pemilik, mereka boleh memesan barang yang spesifik atau membayar dengan cara mencicil alias kredit.
Kawasan Butik
Untuk membidik pangsa pasar kalangan atas, maka tak heran jika banyak Butik Pakaian yang bermunculan di kawasan elite. Lihat saja, toko-toko busana mahal ini ada di Jalan Senopati, Barito, Panglima Polim, Lamandau, Radio Dalam, dan masih banyak lagi. Tak cuma mengarahkan pasar dengan pertimbangan aspek ekonomi, butik-butik ini juga mempersempit targetnya pada segmen usia tertentu. Misalnya saja, ada butik yang menjual koleksi khusus bagi anak-anak sekolah. Atau, ada pula yang menyediakan kebutuhan hanya orang-orang dewasa. Ini dipengaruhi oleh mode pakaian atau aksesori lainnya yang disediakan. Masing-masing butik memiliki target pembeli.
Barang-barang yang dijual, mulai dari kemeja, kaos, celana panjang, celana jins, rok, sepatu, sandal, tas pesta, tas gaul sampai kepada kalung, cincin, anting-anting dan sebagainya. Meski
Sementara untuk butik kelas menengah di kawasan Panglima Polim juga ada satu tempat bernama Bule and Lusi. ”Gue kalo nyari tas dan sepatu yang branded selalu ke situ,” ujar Dian Prilia, Financial Manager sebuah perusahaan minuman bir. ”Abis di situ ada tas-tas dari Channel, Moschino, Prada dengan harga miring pula,” imbuhnya.
Kawasan Kebayoran Baru merupakan salah satu lokasi elite di selatan
sinarharapan.co.id
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment