Tata Sound System untuk Pagelaran Seni

Posted by anggota member on Monday, January 18, 2010


Cuma satu yang masih “kurang bagus” yaitu Tata lampu dan Sound System dari sebuah pergelaran seni. Betul2 masih mengecewakan …… meski cara kerja dan peralatannya sudah semakin profesional.


Lampu, tdk tertata baik sehingga tidak menerangi secara merata object yang harus diterangi dan penonton selalu saja tersilau-silau karena lampu yang menyorot kesana kemari seakan tak terkendali, meskipun sebenarnya dikendalikan oleh sang operator. Juga timingnya tidak bisa “pas” atau tidak sinkron sesuai dengan yang digelar dipanggung.


Mungkin karena setting di rack, memang harus betul2 diatur dan makan waktu. Biasanya gladi kotor dan resik pun waktunya sangat terbatas, sehingga terasa asal jadi, warnapun asal kurang lebih tepat ? harapan permainan lampu untuk memberi effects tidak dapat dirasakan dengan baik.


Peralatan mahal-mahal dan “profesional”, itu jadinya tidak membantu kwalitas pagelaran. Selain lampu juga sound system masih saja feed back disana sini. Coba perhatikan semua power / speakers nya hanya dipusatkan di seputar panggung (sebagai monitor dan kanan kiri panggung) doang. Utk pagelaran yang asal kenceng, asal dapat membuat orang bergoyang, ya sudah memadai. Tapi untuk pagelaran … sungguh perlu kwalitas yang lebih baik.


Profesional disini artinya dibayar (yang cukup mahal) dan bukan amatiran.


Kalau saja para operator
sound system dan lighting, mau ”do an extra mile” dan nambah beberapa speakers di beberapa bagian dari ruangan, suara dapat terbagi dengan baik dan mengcover seluruh ruang secara MERATA? Setting di simpan di memory komputer sejak saat gladi resik, sehingga mengurangi feed back karena level mic yang tidak perlu dipakai bisa ditutup?


Sedemikian hingga Volume bisa “enak” tidak harus membuat “pengeng” atau telinga mengiang-ngiang, bagi mereka yang duduk dekat panggung / dekat speakers yang “segede gajah”, sedang yang duduk dibelakang “nyaris tak terdengar”.


Suara alat musik selalu keras sekali, kurang seimbang dengan vocal, sehingga secara keseluruhan kurang bagus. Apa yang dilavalkan oleh penyanyi sukar dimengerti. Kadangkala “treble” atau suara tinggi terlalu banyak sehingga penyanyi solo apalagi kalau yang soprano seakan “berteriak” dan menyakitkan telinga.


Semoga para pemasok
Sound System dan Lighting dapat memahami harapan para penonton dan mendengar keluhan para VIP yang biasa merasa suara terlalu keras karena duduk dekat panggung dan masyarakat banyak yang duduk dibelakang betul2 mengharapkan system suara yang enak didengar dan berkwalitas.


Sebelum acara, setiap kali ada kesempatan pesanlah kepada sang pemasok sound system tentang kwalitas suara dan minta speaker dipasang agar merata diseluruh ruangan, selalu dijanjikan bahwa “suara akan bagus” … tapi akhirnya mengecewakan dan saat di tegur, … apa mau dikata “the show must go on” … ya belajar sabar sajalah … karena seringkali “pimpinan” yang menjanjikan system suara yang baik sudah tidak hadir saat pagelaran berjalan.


www.realta.co.id

{ 0 comments... read them below or add one }