* Uang makan perhari.
Uang makan ditetapkan harian untuk satu kali makan sejumlah tertentu misalnya Rp 7.500,- perhari dan diberikan bulanan. Uang makan diberikan proporsional, sehingga jika mereka tidak masuk kerja maka uang makan bisa dipotong sejumlah hari tidak masuk kerja. Di sini Anda harus mempunyai sistem absensi yang bisa mendeteksi hadir tidaknya seorang pegawai.
* Bagi hasil dari pelanggaan yang dilayani.
Untuk berbagai perawatan bisa ditetapkan bagi hasil dari ongkos perawatan yang masuk antara salon dengan tenaga kerja. Misalnya untuk potong rambut bagi hasil 70% untuk salon dan 30% untuk hairstylist. Jika ongkos potong rambut Rp 15.000,- per pelanggan dan hairstylist Anda telah melayani 3 pelanggan maka dia mendapat bagi hasil Rp 15.000 x 3x 30% = Rp 13.500,- , sisanya adalah bagian salon Anda. Sehingga makin mahal ongkos perawatan maka makin besar juga bagi hasilnya. Untuk perawatan seperti manicure/ pedicue, luluran, refleksi kaki bisa ditetapkan prosentase yang sama atau berbeda, dan lain sebagainya. Dan kita juga bisa mengikuti forum salon untuk mempelajari perkembangan dunia salon.
* Jika Anda tidak menerapkan bagi hasil maka bisa juga diterapkan sistem komisi yang besarnya tetap dari tiap pelanggan yang dilayani. Misalnya dari komisi Rp 5.000,- dari tiap pelanggan yang dilayani tenaga kerja salon. Jika dia melayani 10 orang perhari maka dia mendapat Rp 50.000,- per hari. Disini berapapun jumlah ongkosnya maka komisi yang didapat tetap sama.
* Jangan lupa bahwa para tenaga kerja di salon Anda juga kemungkinan mendapat tips dari para pelanggan. Namun tips ini tentu sepenuhnya menjadi milik mereka, bukan milik salon. Yang pasti semakin banyak pelanggan yang dilayani dengan pelayanan yang memuaskan kemungkinan mendapatkan tips juga lebih besar. Dan bisa juga mengikuti forum salon untuk menambah ilmu lainnya.
www.perencanakeuangan.com
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment