Sebuah pernikahan yang berjalan dengan lancar dan sukses sering kali tak lepas dari kehadiran Wedding Planner atau perencana pernikahan. Tak jarang, wedding planner dianggap sebagai sahabat, penengah, dan pemersatu calon mempelai dan keluarganya.
Mempersiapkan pernikahan merupakan hal yang sangat penting. Siapapun pasti menginginkan pernikahan terbaik dalam hidupnya. Namun, terkadang kesibukan calon mempelai membuat mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengurus sendiri pernikahannya. Minimnya pengetahuan akan persiapan pernikahan dan sebagainya membuat jasa wedding planner menjadi sebuah kebutuhan.
Meringankan Beban Calon Mempelai
Menggunakan jasa wedding planner memang bukan sebuah keharusan. Namun seiring dengan bergulirnya waktu dan perkembangan masa, jasa wedding planner semakin dibutuhkan karena dapat meringankan beban calon mempelai.
1. Perencana, yaitu memberikan usulan dan masukan tentang konsep acara, biaya, venue, vendor-vendor seperti dekorasi, foto dan video, sound system, lighting system, special effect, multi-media, MC, penari dan pengisi acara lain yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan calon mempelai.
2. Sebagai koordinator, yaitu mengkoordinasi seluruh pihak yang terlibat di pesta pernikahan, mulai dari calon mempelai, keluarga, venue, para vendor dan pengisi acara, termasuk pengaturan jadwal meeting, technical meeting, dan gladi bersih.
3. Membuat rundown acara secara keseluruhan dan membentuk professional crew untuk mengatur jalannya pesta pernikahan mulai dari persiapan, gladi bersih, sampai acara selesai.
Sahabat atau Asisten?
Wedding planner harus bisa mengelola panitia pernikahan calon mempelai yang menjadi kliennya. “Kalau pernikahan internasional, yang menjadi panitianya hanya beberapa saja. Maka pada pernikahan tradisional biasanya keluarga, kerabat dan saudara kedua calon mempelailah yang akan menjadi panitianya,” tutur Hendri Gie, pemilik The Wine Wedding Planner. Hal ini akan membuat tugas wedding planner menjadi lebih rumit mengingat jika wedding planner salah menempatkan posisi keluarga dalam panitia tersebut, maka akan runyam hasilnya. Bisa-bisa, calon mempelai batal ke pelaminan.
Masalah yang muncul dalam mengelola panitia keluarga biasanya adalah perbedaan warna ruangan, warna baju, pemilihan lokasi, adat apa yang akan dipakai, siapa yang lebih dahulu disalami oleh para tamu dan sebagainya. “Kalau ada salah satu pihak yang membiayai lebih besar, atau keluarganya memiliki jabatan yang tinggi, bisa jadi pihak tersebut yang minta dahulu disalami oleh para tamu,” papar pria yang kerap disapa Gie.
Wedding Planner dapat menjadi penengah serta pemersatu bagi dua keluarga calon mempelai yang akan bersatu dalam sebuah ikatan perkawinan. Untuk menjadi penengah dan pemersatu memang tidak mudah. Dibutuhkan keahlian dan jam terbang sehingga seorang wedding planner bisa mengatasi permasalahan yang muncul dalam mengelola panitia keluarga.
Gie punya kiat khusus agar masalah bisa segera terselesaikan. Pertama, jangan memposisikan wedding planner) sebagai bawahan panitia keluarga atau asist.
ai-lop-yu.com
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment