Marketing Badut Ulang Tahun Sudahkah Melampaui Batas?

Posted by anggota member on Monday, March 1, 2010

Ketika sedang berhenti di Traffic Light (wellknown as lampu merah) di Surabaya ini, coba perhatikan benda-benda di sekeliling Anda. Sudah hampir pasti di situ ada tempelan iklan bertuliskan “BADUT ULANG TAHUN” beserta nomor telepon yang bisa dihubungi. Tanpa kata-kata yang lain seperti yang biasa terdapat dalam sebuah iklan visual.

Mungkin mereka berfikir bahwa orang sudah pasti akan faham bahwa yang dimaksud badut ulang tahun adalah jasa badut panggilan untuk melengkapi acara ulang tahun anak-anak. Rasanya memang kurang lengkap acara ulang tahun anak kecil tanpa menghadirkan badut. Bahkan biasanya badut itu sendirilah yang sekaligus bertugas sebagai pembawa acara alias master of ceremony alias MC. Atraksi yang biasanya dibawakan oleh om badut adalah atraksi sulap dan menyanyi.


Melihat dandanannya yang lucu saja anak kecil akan tertawa terbahak-bahak riang gembira. Tak jarang ada yang meminta foto bersama om
badut. Tentu saja juga ada yang takut, menerjemahkan dandanan om badut yang lucu itu sebagai sesuatu yang menyeramkan dan kemudian menangis keras-keras. Namanya juga anak kecil.


Om
badut faham ilmu marketing


Kembali ke om
badut, apa yang kita saksikan di perempatan-perempatan itu adalah wujud adanya kepedulian untuk membuat promosi. Om badut ternyata juga faham marketing. Bahwa supaya mendapatkan order maka dia harus bikin iklan. Mengapa harus iklan tempel? Karena murah dan mudah dibaca siapa saja yang lewat secara gratis. Bandingkan dengan memasang iklan di media lain yang pembacanya terbatas.
Kelihatan jorok, Tertibkan!

Namun iklan tempel dari om badut tersebut bisa mengganggu estetika kota. Tiang listrik yang sudah dicat bagus menjadi kotor oleh tempelan iklan yang ditumpuk-tumpuk. Iklan yang lama sudah kusam maka ditumpuk lagi dengan iklan yang baru. Begitu dilepas oleh Satpol PP maka besoknya akan terpasang lagi iklan yang baru.


Iklan om badut harus ditertibkan. Tapi sebelum menertibkan iklan wong cilik yang berusaha mencari sesuap nasi itu, tertibkan dulu iklan baliho raksasa liar tak berijin milik para mafia reklame yang juga banyak bertebaran dan juga mengganggu estetika kota sekaligus berpotensi rubuh ketika hujan dan bisa memakan korban itu!


deteksi.info

{ 0 comments... read them below or add one }