Kenapa Baju Seken Import yang Tetap Diburu?

Posted by anggota member on Friday, March 27, 2009

Apakah Anda pernah mendengar istilah 'ba-be-bo'? atau kependekan dari 'barang bekas bos', atau 'awul-awul'? yang merupakan tempat jualan baju bekas alias second hand yang diimpor entah dari negara mana.

Konon dinamai 'awul-awul' karena baju-baju import itu ditumpuk begitu saja sehingga jadi berantakan, alias awul-awulan (berantakan). Ditambah lagi jika memilih juga harus meng-awul-awul bajunya dari tumpukan.

Nah, Anda yang suka jalan-jalan untuk hunting pakaian, pasti pernah mampir ke showroom tempat jual pakaian impor dadakan maupun yang sudah permanen untuk memilih baju impor berharga 'miring' tersebut.

'Bisnis baju impor' atau 'baju bekas' ini memang tumbuh subur di daerah sub-urban perkotaan, karena karakter konsumennya yang ingin tampil serba branded dengan SES (Social Economic Size) B dan C. Bisnis jual baju import ini bahkan untuk kelas ekonomi A pun seringkali rela berdesak-desakkan, untuk mencari baju atau aksesoris yang mereka inginkan di tempat tersebut.

Di Indonesia sendiri, kemunculan pasar pakaian import ini tidak berjalan merata. Pasar baju bekas di Sumatera, Batam, Kalimantan, dan Sulawesi misalnya, lebih dulu muncul daripada di Jakarta, Bandung, Yogya, Surabaya. Toko baju bekas di sini lazim disebut dengan toko 'baju impor' , karena memang baju-baju bekas itu asalnya dibawa dalam karung-karung besar dari pelabuhan.

Jenis barang yang dijual di toko macam ini bermacam-macam, mulai dari kaos, hem, jaket, celana panjang, sampai selimut-selimut tebal dan bed cover. Harga barang-barang yang dijual di kota-kota yang dekat dengan pelabuhan, biasanya lebih murah daripada di kota-kota lain. Harga jual pakaian import juga bervariasi.

Pada awalnya, konsumen terbesar pakaian impor bekas adalah anak-anak muda. Karena selain soal knowledge, anak muda tentu lebih ter-influence dengan kultur luar negeri, dalam konteks ini, mereka lebih memilih membeli baju bekas karena ingin meniru gaya Kurt Cobain, Ramones, atau Gong Li misalnya.

Pakaian import bekas tercatat ikut membentuk gaya subkultur anak muda yang khusus dan unik. Selain merefleksikan posisi keuangan anak-anak muda yang terbatas, juga menggambarkan gairah akan gaya pakaian-pakaian retro yang otentik dan tidak ada kembarannya. Jenis baju yang dijual di toko-toko pakaian impor bekas biasanya berjumlah terbatas, atau malah hanya tersedia sebanyak satu buah saja, sehingga terkesan lebih personal.

Di sisi lain, khalayak umum yang ikut meramaikan pasar baju import bekas pada akhirnya, memiliki alasan tersendiri, di antaranya adalah soal tuntutan untuk tampil maksimal di setiap kesempatan, atau alasan ekonomis yang kerap mengurungkan niatan untuk belanja Gucci, Luis Vuitton, Prada atau Armani. Bagaimana dengan Anda?.

www.kapanlagi.com

Temukan informasi lainnya mengenai Baju Import - Pakaian Import - Jual Baju Impor - Baju Impor - Pakaian Impor - Jual Pakaian Impor - Jual Baju Import - Jual Pakaian Import hanya di Baju Import & Pakaian Impor : Jual Baju Impor & Pakaian Import Jakarta pada 88db.com

{ 0 comments... read them below or add one }