Mungkin di antara kita ada yang berkeinginan untuk mengekspos karakter dasar bahan bangunan. Misalnya, yang paling sering terlihat dilakukan adalah mengekspos karakter bata merah. Caranya, bata penyusun dinding itu dibiarkan tanpa plester dan aci, sehingga diperoleh karakter dasar bata, baik warna dan teksturnya.
Selain bata, beton ringan aerasi pun dapat diperlakukan serupa. Misalnya pada dinding putih di foto ini. Beton ringan aerasi, walau tidak diplester dan diaci, karakternya menawan dan unik. Kunci dari keindahan ini terletak pada proses finishing .
Tidak seperti bata merah yang diekspos, permukaan dinding beton aerasi ini dicat warna putih, sesuai dengan warna dasar material ini. Alhasil, dinding yang berada di area ruang keluarga ini terkesan tidak biasa. Ada pola grid yang membuatnya “luar biasa”.
Warna putih netral identik dengan kesan luas. Apalagi dengan void serta atap dan dinding transparan, yang membuat ruang terang dan lega. Bias-bias cahaya menjadikan detail permukaan dinding berkisi-kisi itu semakin terlihat jelas. Dinding ekspos itulah menjadi salah satu daya tarik paad ruang. Aksen pola grid dinding terbentuk oleh garis-garis sambungan balok-balok beton. Pembentukan pola grid dari balok beton itu tampak rapi dan presisi. Pemasangan balok-balok beton ringan ini berbeda dengan material konvensional –misalnya, bata atau batako. Ukuran satu balok beton adalah 600mmx200mmx100mm. Dipasang mengikuti lebar yang 200mm itu. Waktu pemasangannya relatif lebih cepat dari pemasangan material bahan bangunan konvensional --bisa hemat sekitar setengah waktu. Harganya lebih tinggi dari bata atau batako. Namun beton ringan ini lebih awet, serta mampu meredam suara dan menjadi isolator panas. Richard Salampessy
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment