Event organizer merupakan usaha penyelenggaraan kegiatan. Prinsipnya usaha ini mengelola sumber daya manusia untuk membuat sebuah acara. EO sanggup menangani acara mulai dari ulang tahun, wedding party, seminar, outbound training, promo perusahaan, launching produk, hingga penyelenggaraan acara olah raga dan konser musik internasional. Tapi biasanya masing-masing EO memiliki spesifikasi kegiatan yang ditangani.
Ada EO yang spesialis menggelar acara pesta perkawinan, kegiatan lapangan, launching produk, edutainment, konser musik mancanegara, dll. Begitu pula dengan EO yang jago menggelar pertandingan sepak bola belum tentu sukses menangani acara pesta perkawinan. Bahkan pengusaha yang terjun di bidang EO musik saja memiliki spesialisasi yang berbeda.
Menurut motivator bisnis Andrias Harefa, spesifikasi ini perlu karena berbisnis EO harus fokus. Seorang pengusaha EO harus benar-benar mengetahui seluk-beluk bidang yang digeluti.
Jangan sampai berbisnis EO hanya sekedar untuk coba-coba tanpa disertai pengetahuan dan kemampuan. Modal gede saja belum bisa menjadi jaminan keberhasilan. Maka sebelum memutuskan untuk terjun ke bisnis penyelenggara kegiatan ini, sebaiknya pikirkan dulu bidang apa yang akan Anda kerjakan. Karena usaha ini membutuhkan keseriusan bahkan kecintaan sepenuh hati terhadap profesi EO.
Risiko Tinggi
Event Organizer ini biasa disebut dengan promotor yang bertanggung jawab penuh terhadap acara, mencari dan hingga pelaksanaannya. EO jenis itu berisiko besar dibanding dengan EO yang bekerja by demand, seperti promotor olah raga, konser musik dll. Menurut pengakuan Ari Stefanus dari A Plus Production, mulai dari perencanaan hingga hari pelaksanaan konser, bisnis EO musik penuh dengan ketidakpastian.
Risiko EO musik yang paling utama adalah kondisi politik dan keamanan. Meskipun acara sudah
tersusun rapi, semua peralatan pendukung sudah siap, tiket ludes terjual, artis fee sudah dibayar penuh. Tapi tiba-tiba seminggu sebelum acara ada teroris meledakkan bom.
Biasanya kalau negara asal si artis itu mengeluarkan travel warning berkaitan dengan ledakan bom tadi, ia akan membatalkan konsernya. Karena kalau sudah keluar peringatan tidak ada lagi asuransi yang berani meng-cover perjalanan konsernya. Selain itu juga risiko tiket tidak laku jual. Misalnya seminggu sebelum acara digelar tiket yang terjual kurang dari 20 persen. Untuk membatalkan konser jelas tidak mungkin karena acara ini melibatkan banyak orang. Inilah risiko EO musik, meskipun sudah ketahuan bakal rugi tetap harus jalan.
Beda dengan EO yang menyelenggarakan acara seminar. Kalau pengunjungnya dirasa belum mencapai target masih bisa diundur.
Cari sponsor
High risk high return. Prinsip investasi ini juga berlaku untuk usaha EO. Meskipun berisiko gede, tapi juga potensial menghasilkan keuntungan. Menurut pengakuan Tommy dari Original Production jika acara konser sukses keuntungannya bisa mencapai 100 persen. Pemasukan terbesar dari bisnis EO musik ini berasal dari sponsor dan penjualan tiket.
Untuk bisa menggaet sponsor pengusaha EO harus memiliki koneksi clan memahami pasar. Sejauh ini perusahaan rokok paling getol menyeponsori acara konser musik. Tapi bukan berarti semua perusahaan rokok mau keluar uang untuk mendukung acara Anda. Setiap artis memiliki segmen pasar sendiri, jadi harus dicari sponsor yang memiliki segmen yang sama. Sponsor hanya mau keluar uang kalau target marketnya tercapai. Yaitu berapa besar ia keluar uang, dan berapa banyak iklannya dilihat orang yang menjadi sasarannya.
Sumber: Bisnis Indonesia