ANDA termasuk hobi ngemil? Jika ya, sudah pasti Anda kenal dengan Kue semprong. Jenis panganan tradisional yang biasa menjadi hidangan setiap acara hajatan yang digelar masyarakat di pedesaan.
Tidak sulit mencari kue semprong. Hampir bisa dipastikan semua pedagang panganan di pasar-pasar tradisional menyediakan kue ini. Harganya juga sangat terjangkau. Kue ini menjadi salah satu cemilan yang sangat asyik dinikmati sembari nonton televisi, terutama jika dipadu dengan secangkir kopi.
Di Dusun Solotiyang, Desa Maron, Kecamatan Loano, Purworejo, masih ada beberapa perajin yang sampai sekarang masih setia memproduksi penganan ini. Hasil produksinya juga diakui memiliki keunggulan kualitas dibandingkan produk kue semprong dari daerah lain.
"Pedagang langganan yang mengambil semprong dari sini banyak yang bilang rasa kuenya lebih manis dan renyah. Memang dalam memproduksi, kami mengupayakan semaksimal mungkin untuk menjaga rasa," ujar Sawiyah (55), salah satu perajin yang tinggal di RT 1 RW 3 tersebut.
Perajin yang memiliki tujuh orang pekerja ini menambahkan, Kue semprong khas Purworejo memiliki keunggulan yang menjadi nilai tawar. Yakni rasa manisnya benar-benar gula, bukan obat gula. Sedangkan renyahnya tercipta dari proses pembakaran alamiah yang tetap dipertahankan para perajin.
"Pembakarannya tidak menggunakan oven, tapi panasnya dihasilkan dari arang kayu yang dibarakan menggunakan kipas angin. Jadi rasanya khas, berbeda jika di oven," katanya menambahkan kue tersebut dibuat dari bahan tapioka, terigu, gula pasir, mentega, telur, dan wijen.
Satu orang perajin bila semua pekerjanya masuk rata-rata bisa memproduksi Kue semprong satu kuintal. Harganya bervariasi tergantung jenisnya. Yang paling mahal jenis semprong wijen harganya Rp 40.000 per kg, semprong biasa Rp 12.000 per kg, dan semprong lempit Rp 15.000 per kg.
suaramerdeka.com
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment