gerabah yang menjadi bagian dari kekayaan ragam budaya Indonesia perlu terobosan dalam bentuk dan desain supaya memiliki daya saing dengan produk serupa dari negara lain. Dengan demikian, masyarakat yang memiliki tradisi turun-temurun dalam pembuatan gerabah dapat terus berkreasi dan menjadikannya sumber penghidupan yang dapat diandalkan.
"Sebenarnya mereka mampu membuat desain apa pun dan mudah belajar. Tapi memang perlu didorong untuk bisa berkreasi tidak dalam model tradisional saja, namun bisa memadukan dengan selera masyarakat yang berkembang,(" kata Husni Hakim, konsultan independen Yayasan Pengembangan Pengrajin Lombok (YPLL) dalam pameran Interior and Craft Industry Exhibition 2007 di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Klik
Husni mencontohkan, pada 1990-an, gerabah asal Lombok menjadi produk primadona bagi daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sentra-sentra kerajinan gerabah (muncul di Pulau Lombok, di antaranya Banyumelek di Lombok Barat, Penujak di Lombok Tengah, dan Masbagik di Lombok Timur. Pada saat itu, gerabah Lombok (mencapai puluhan negara tujuan ekspor.
Namun, lama-kelamaan pembeli mulai jenuh dengan model gerabah yang ada. Permintaan gerabah Lombok pun terus menurun dan tentu saja ini berdampak tidak baik terhadap ekonomi masyarakat. Lihat
Guna merangsang kembali gairah para pengrajin, YPLL dan British Council mengadakan program pengembangan desain gerabah Lombok bagi pengrajin lokal dengan mengundang desainer keramik asal Inggris, Jhan Stanley. Pelatihan ini telah menghasilkan lebih dari 200 prototipe gerabah yang lebih menarik, tidak melulu seperti yang lazim dibuat pengrajin di daerah ini.
Sumber: www2.kompas.com
More about → Kerajinan Gerabah dari Lombok Island