Showing posts with label apartemen bali. Show all posts
Showing posts with label apartemen bali. Show all posts

Bisnis Real Estate di Bali Mulai Menggeliat

Posted by jenggot kambing on Thursday, August 27, 2009

Pembangunan properti di Bali seperti vila, apartemen dan hotel terus menjamur, sehingga menjadi daya tarik untuk berinvestasi. Bagaimana pengalaman para investor membenamkan dananya?

Setelah tragedi bom 12 Oktober 2002 yang disusul pada 1 Oktober 2005, Bali Real Estate terus menggeliat dan kembali menjadi incaran wisatawan mancanegara karena pesona alam dan budayanya yang memikat. Sejalan dengan itu, pembangunan propertinya pun terus menjamur, mulai dari vila, hotel, mal, hingga apartemen atau kondominium dan hotel (kondotel).

Pemerintah pun turut andil memperbaiki dan mempromosikan Pulau Dewata dengan gencar. Berdasarkan penelusuran riset SWA, diperkirakan kapitalisasi proyek properti di Bali berkisar Rp 3-7 triliun. Sedikitnya 711 proyek properti Real Estate Bali telah dibangun. Tahun lalu saja, tercatat 30 proyek properti sedang dibangun. Lokasi favoritnya di Kuta, Jimbaran, Uluwatu, Ungaran, Seminyak, Nusa Dua dan Ubud (Bali Real Estate Agents).

Sejumlah pengembang pun turut andil dalam kancah bisnis Bali Real Estate di Bali, termasuk pengembang dari luar negeri, seperti Amerika Serikat, Belanda, Australia, Thailand dan Singapura. Mereka bersaing dengan membangun proyek properti yang wah dengan harga selangit. Apartemen SunWel Beach Residences di Gianyar, atau Panorama Bali Resort & Spa, dan Outrigger O-CE-N Resort di Legian merupakan contoh proyek properti garapan asing (Bali Real Estate For Sale).

Sementara itu, para pemain dari dalam negeri, sebut saja PT Samudra Asia Nasional (anak perusahaan PT Bakrieland Development Tbk.), sedang membangun kondotel di Kuta bernama Legian Nirwana Suite. Dikabarkan, investasi Real Estate Bali yang dibenamkan mencapai Rp 225 miliar untuk membangun 300 unit kondotel lima lantai. Harga yang ditawarkan berkisar Rp 900 juta-2,5 miliar per unit. Lalu ada PT Citra Raya Surabaya (anak perusahaan Grup Ciputra) yang membangun Vila Pat Mase di Jimbaran dengan operatornya dari Swiss Belhotel .

Ada lagi PT Seminyak Suites Development, yang membangun 59 unit kondotel eksklusif bernama Anantara. Harga yang ditawarkan mulai dari US$ 300 ribu per unit dengan hak kepemilikan strata title (Bali Real Estate For Sale). Tak ketinggalan Grup Nikki milik Putu Surya tengah mengembangkan Nikki Square, kondotel terdiri 292 unit dan dioperasikan oleh jaringan Aston International mulai April nanti. Dibangun di atas tanah seluas 20 ribu m2 di tengah kota Denpasar, Nikki Square akan dilengkapi ballroom terbesar di Bali, pusat perdagangan dan fasilitas hotel berbintang lainnya (Bali Real Estate Agents).

Selain itu, Putu tengah membangun pula 250 unit kondotel di kawasan Jimbaran dekat Patung Garuda Wisnu Kencana yang merupakan lokasi utama (prime location). Proyek propertinya ini direncanakan bisa menyasar pangsa pasar yang lebih luas dibanding proyeknya di Denpasar (Real Estate For Sale). Selain sebagai pemegang saham mayoritas di tiga proyek tersebut, Putu juga ikut bergabung bersama teman-temannya membangun Bali Kuta Residence dan Royal Bali Tower masing-masing 250 unit di daerah Kuta. “Sesama pengusaha Bali kami saling menguatkan,” ujar Putu, yang juga berbisnis di bidang hotel, pendidikan dan rumah sakit.

swa.co.id

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang
More aboutBisnis Real Estate di Bali Mulai Menggeliat

Investasi Properti di Bali

Posted by anggota member on Wednesday, August 5, 2009

Bali sebagai destinasi wisata menjadi perhatian seluruh dunia. Buktinya kunjungan pariwisata Bali tetap normal, bahkan cenderung naik.

Di sisi lainnya, sektor pariwisata menentukan perkembangan di semua bidang bisnis, termasuk perkembangan properti juga ditentukan sektor yang satu ini.


Dalam dekade belakangan ini , bisnis properti menarik dan terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Terjadinya krisis global sekalipun, bisnis seperti property
real estate tetap bergairah. hanya saja, pasar secara umum memang terjadi penurunan , tapi pasar masih tetap eksis.


Hal ini dikatakan pengamat bisnis property sekaligus Managing Director The Globali Property, Dadang Razzak.


Dadang menjelaskan, dibandingkan dengan daerah lainnya, Bali masih survive. Di semua sektor bisnis masih bagus, walaupun pasang surut aktivitas selalu terjadi.


Kondisi seperti sekarang ini sudah teruji sejak terjadinya krisis moneter di Indonesia yakni, tahun 1996. Di Bali waktu itu justru sebagian besar masyarakatnya berlimpah keuntungan. Terutama yang bergerak di bidang eksport, pariwisata dan lainnya.


“Sekarang ini krisis global melanda dunia, tetapiaktivitas bisnis di Bali tetap stabil. Terutama di bidang properti,
real estate masih cukup banyak investoringin tahu perkembangan bisnis properti di Bali.


Mereka kebanyakan menanyakan keamanan Bali, apalagi menjelang pemilihan legislatif dan pemilu. Jika Bali mampu mempertahankan keamanannya, masyarakat dunia akan berduyun-duyun ke Bali. Selain untuk berholiday, juga melakukan transaksi property
Bali real estate, ” katanya.


Menurut Dadang, Bali sudah teruji ketika terjadi tragedi bom Bali I dan II. Di mata dunia, terjadinya ledakan bom tersebut justru diakui Bali makin aman. Masuk akal memang, tragedi tersebut membawa dampak keamanan makin ketat. Perwakilan kepolisian negara lain juga ada di bali, sehingga membuat citra lebih aman dan nyaman.


“Kebanyakan wisatawan ke Bali lantaran keamanan makin dijaga dengan baik sehingga Bali potensial untuk tempat berinvestasi.” tegasnya.


Dadang menambahkan, saat ini ada beberapa tempat dan titik pusat perhatian investor untuk
Bali real estate. Selain tempat yang sudah ada sejak sebelumnya diakui sangat strategis, seperti wilayah resort (Kuts, Krobokan, Umalas, Canggu, Jimbaran, Sanur, Denpasar), saat ini wilayah akses Denpasar-Bali timur (Gianyar, Karangasem, Klungkung) sangat strategis. Cukup banyak investor menginginkan informasi perkembangan wilayah pesisir selatan ke Bali Timur tersebut (tepatnya Jalan By-pass Ida Bagus Mantra).


“Kami sangat antusias bahwa, wilayah sepanjang by-pass Ida Bagus Mantra akan berkembang pesat. Buktinya, mulai Denpasar (tohpati) sampai Ketewel sudah sangat padat. Banyak juga muncul
real esteate agents.


Bahkan sekarang ini, mulai dari wilayah Saba ke timur sedang berkembang pesat. Untuk itu, bagi pemain properti mesti,
real estate agents berinvesti ke wilayah tersebut. ” tandasnya sambil berseloroh, berinvestasi di wilayah tersebut dapat dipastikan akan mendapat keuntungan tinggi.


http://balipropertyexpo.wordpress.com


Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang
More aboutInvestasi Properti di Bali

Bisnis Real Estate dan Property di Bali

Posted by jenggot kambing on Tuesday, July 21, 2009

Diakuinya, Bali saat ini sudah dipenuhi pembangunan apartemen (Bali Real Estate). Ia menyebut pemain lainnya, misalnya, Grand Kuta Apartment, Bali Nirwana Resort (BNR) milik Bakrie dan St Regis, diperkirakan apartemen (Bali Real Estate) yang ditawarkan mencapai 2.000 unit hingga akhir 2008. Meskipun begitu, menurutnya, penawaran itu belum menjadikan persaingan sangat ketat, sebab pangsa pasar yang disasar pun cukup beragam. Putu, misalnya, mematok harga berkisar Rp 10-12,5 juta/m2, sedangkan di BNR Rp 15-20 juta/m2.

Haryanto, pembeli apartemen (Real Estate Bali) di Nikki Residence, mengatakan, dirinya tertarik membeli apartemen itu karena berada di pusat kota di Kuta, dan operatornya Aston (Bali Real Estate Agents) yang sudah teruji. “Intinya, saya ingin berinvestasi, tapi tidak merepotkan karena ada yang mengurus,” ia menyimpulkan. Tak tanggung-tanggung, di Nikki, Hari – nama panggilan Haryanto – membeli empat unit dengan harga masing-masing Rp 600 juta/unit. Skema pembayarannya pun menarik. Selain menggunakan kredit kepemilikan apartemen (Bali Real Estate For Sale) dari bank dan bayar tunai, manajemen Nikki juga menawarkan skema pembayaran 50% tunai dan sisanya diangsur dari hasil penyewaan kamar.

Nah, Hari memilih cara ketiga. Pada saat awal, ia membayar sekitar Rp 1,2 miliar dan sisanya Rp 1,2 miliar akan dibayar dari hasil penyewaan selama 10 tahun. Harga sewa per unit adalah Rp 500-750 ribu/malam, sekelas hotel bintang empat. Biasanya apartemen jenis ini disewa kalangan bule untuk jangka panjang. Memang, selama 10 tahun ke depan tidak ada uang yang masuk ke kantong Hari. Akan tetapi, jangan salah, harga kondotel (Real Estate) ini terus naik. “Saat beli November 2007 harga Rp 600 juta per unit, saat ini sudah Rp 720 juta per unit,” ujarnya senang. Pengusaha asal Jakarta ini pun berencana, kalau dalam dua-tiga tahun sudah mencapai di atas Rp 1 miliar, ia siap menjual apartemen atau Real Estatenya itu.

Alasan ini juga yang mendasari Kadek Suyasa Jaya dan H. Mohamad Raif untuk membeli apartemen Nikki. Selain dari hasil penyewaan (Real Estate Bali) yang menguntungkan, para pemilik mempunyai opsi dapat memakai apartemen itu beberapa hari dalam satu tahun. Lokasi yang strategis (Real Estate For Sale) dipakai alasan Raif – yang juga pedagang antarpulau – sebagai pertimbangan saat memutuskan bergabung di Nikki. Raif berencana hendak memanfaatkan kondotelnya saat harus menjamu rekan-rekan bisnisnya yang berkunjung ke Bali. Sebagai investasi, “Nikki cukup menggiurkan dibanding apartemen (Real Estate For Sale) yang dibangun pengembang lain,” kata Raif. Makanya, ia berencana hendak menambah unitnya lagi bila ada pembangunan Nikki tahap kedua, atau mencari lokasi lain yang dianggap lebih menguntungkan.

Intan Aprilia, konsultan dan agen properti (Bali Real Estate Agents)yang sering menangani klien orang Indonesia dan asing di Bali, memetakan karakter investor terutama orang asing. Menurutnya, orang asing akan suka tinggal di Bali di tempat-tempat yang juga banyak warga atau komunitas asingnya. Seperti para pekerja asing yang tinggal di Bali, mereka akan cenderung memilih daerah Seminyak ke arah Tabanan, karena di kawasan ini banyak klub dan ada sekolah internasional, plus hamparan pantainya yang memikat. Dan, untuk kelas elitenya, mereka lebih memilih di Jimbaran. Sementara orang asing yang suka dengan nuansa pegunungan akan memilih daerah Ubud. “Selain kondotel, vila (Sewa Villa di Bali ) atau town house juga jadi pilihan menarik untuk investasi,” tutur pemilik Global Intan Service ini.


gispasia.com

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang
More aboutBisnis Real Estate dan Property di Bali