Kita biasanya mengenal bedak, pelembap, pembersih wajah, dan sejenisnya sebagai produk kosmetik. Bagaimana dengan produk pemutih kulit (body whitening) yang aman?
Kalau dilihat dari kandungan bahan di dalamnya, produk pemutih wajah memang mengandung beberapa bahan kimia. Namun, konsentrasi bahan ini harus memiliki batasan. Bahan seperti hidroquinon yang bekerja mengelupas kulit bagian luar dan menghambat pembentukan pigmen kulit melanin, pada kosmetik hanya diperbolehkan ada sebanyak 2%.
Lebih dari itu, produk body whitening dapat menimbulkan iritasi kulit dan merusak melanin. Sementara, melanin berfungsi melindungi kulit dari radiasi sinar matahari. Dengan kata lain, semakin banyak melanin pada kulit, maka kulit akan makin terlindungi. Karena itulah, maka hidroquinon yang kadarnya lebih dari 2%, penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter. Dan whitening products seperti ini digolongkan sebagai obat.
Bahan seperti AHA (Alpha Hydroxide Acid) juga dibatasi, yaitu hanya boleh 10% pada produk kosmetik. Lebih dari itu, produk termasuk golongan obat. Sementara bahan-bahan seperti asam retinoat, rodamin, dan merkuri (Hg), sama sekali tidak boleh terdapat dalam produk.
Asam retinoat bekerja mengelupas kulit dan dapat membuat kulit terasa seperti terbakar. Rodamin yang berfungsi memberikan warna, juga berbahaya bagi kulit karena senyawa kimia ini sesungguhnya adalah pewarna tekstil yang terkadang dipakai juga sebagai pewarna makanan dan bila dikonsumsi dapat menimbulkan kanker. Sementara merkuri yang tergolong sebagai logam berat berbahaya, juga dapat memicu timbulnya kanker kulit. Bahan kimia ini bersifat mengendap di dalam kulit.
Khasiat pemutih, semacam whitening cream pada awalnya memang menggiurkan. Hanya dalam hitungan minggu, kulit mengalami perubahan, seperti menjadi lebih kenyal, mulus, kerutan hilang, dan lebih putih. Tetapi, begitu pemakaian dihentikan, kulit akan kembali ke kondisi semula. Bahkan, kadang-kadang kondisinya dapat menjadi lebih buruk. Yaitu, kulit menjadi hitam atau muncul flek-flek. Kulit pun kadang-kadang menjadi merah seperti udang rebus.
Kosmetik memang tidak boleh mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh dan hanya boleh bekerja di lapisan epidermis kulit. Karena itu, jangan pernah menggunakan whitening product yang berbahan dasar zat kimia lebih dari tiga bulan. Sebab, setelah melewati tahap tersebut, proses regenerasi atau perbaikan kulit akan lebih sulit.
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action dan Terapkan Stop Dreaming Start Action Sekarang
More about → Menentukan Produk Pemutih yang Aman
Kalau dilihat dari kandungan bahan di dalamnya, produk pemutih wajah memang mengandung beberapa bahan kimia. Namun, konsentrasi bahan ini harus memiliki batasan. Bahan seperti hidroquinon yang bekerja mengelupas kulit bagian luar dan menghambat pembentukan pigmen kulit melanin, pada kosmetik hanya diperbolehkan ada sebanyak 2%.
Lebih dari itu, produk body whitening dapat menimbulkan iritasi kulit dan merusak melanin. Sementara, melanin berfungsi melindungi kulit dari radiasi sinar matahari. Dengan kata lain, semakin banyak melanin pada kulit, maka kulit akan makin terlindungi. Karena itulah, maka hidroquinon yang kadarnya lebih dari 2%, penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter. Dan whitening products seperti ini digolongkan sebagai obat.
Bahan seperti AHA (Alpha Hydroxide Acid) juga dibatasi, yaitu hanya boleh 10% pada produk kosmetik. Lebih dari itu, produk termasuk golongan obat. Sementara bahan-bahan seperti asam retinoat, rodamin, dan merkuri (Hg), sama sekali tidak boleh terdapat dalam produk.
Asam retinoat bekerja mengelupas kulit dan dapat membuat kulit terasa seperti terbakar. Rodamin yang berfungsi memberikan warna, juga berbahaya bagi kulit karena senyawa kimia ini sesungguhnya adalah pewarna tekstil yang terkadang dipakai juga sebagai pewarna makanan dan bila dikonsumsi dapat menimbulkan kanker. Sementara merkuri yang tergolong sebagai logam berat berbahaya, juga dapat memicu timbulnya kanker kulit. Bahan kimia ini bersifat mengendap di dalam kulit.
Khasiat pemutih, semacam whitening cream pada awalnya memang menggiurkan. Hanya dalam hitungan minggu, kulit mengalami perubahan, seperti menjadi lebih kenyal, mulus, kerutan hilang, dan lebih putih. Tetapi, begitu pemakaian dihentikan, kulit akan kembali ke kondisi semula. Bahkan, kadang-kadang kondisinya dapat menjadi lebih buruk. Yaitu, kulit menjadi hitam atau muncul flek-flek. Kulit pun kadang-kadang menjadi merah seperti udang rebus.
Kosmetik memang tidak boleh mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh dan hanya boleh bekerja di lapisan epidermis kulit. Karena itu, jangan pernah menggunakan whitening product yang berbahan dasar zat kimia lebih dari tiga bulan. Sebab, setelah melewati tahap tersebut, proses regenerasi atau perbaikan kulit akan lebih sulit.
http://kosmo.vivanews.com