Pertumbuhan unit sepeda motor membawa berkah tersendiri bagi bisnis turunannya. Dan selalu tersedia ceruk kosong untuk bisa digeluti. Populasi sepeda motor di tanah air sudah mencapai angka luar biasa, yakni lebih dari 30 juta unit. Wajar jika kemudian banyak bisnis ikutan yang ikut mendulang keuntungan. Bila diamati bengkel serta penjualan onderdil serta aksesoris motor menjamur namun setiap hari tidak pernah sepi. Meskipun pertumbuhan pasar tunggangan beroda dua sempat menciut selepas kenaikan harga BBM juga tidak lantas membuat pasar penjual aksesoris motor maupun bisnis di seputarnya menjadi loyo. Bisnis suku cadang, aksesoris motor, aksesoris pengamanan seperti alarm dan helm, kostum motorcross, spare part racing, bengkel modifikasi, serta perawatan tetap ramai. Maklum, sebagai kendaraan alternatif yang harganya relatif terjangkau, dari waktu ke waktu jumlahnya terus membengkak.
Meski tiap periode tertentu muncul bisnis supplier aksesoris motor ikutan dari sepeda motor ini, namun ternyata terus ada celah kosong. Dari sekian banyak produsen penjual aksesoris motor tanah air pada umumnya lebih tertarik menggarap onderdil maupun variasi motor balap. Maka seperti diungkap oleh Sugeng, pemilik toko dan supplier aksesoris motor Motorkita di Depok, Jawa Barat, pengusaha lokal bisnis aksesoris dan spare part racing biasanya tidak lain adalah para mantan pembalap itu sendiri. Langkanya pengusaha lokal yang menggarap produk kostum motor biasa itulah yang membuat Sugeng tertarik mencicipi kue yang dilupakan ini.
“Kedatangan para supplier barang tidak pasti sehingga muncul gagasan saya untuk membuat produk sendiri bekerja sama dengan para perajin atau home industri di lingkungan sekitar. Maka alhamdulillah, dari omset kecil-kecilan sampai akhirnya dapat menjadi grosir,” kisah Sugeng mengenai latar belakang usahanya sekitar setahun belakangan. Selain dipajang di tokonya, barang-barang produksi sendiri itu telah dikirim ke toko-toko seluruh Jabotabek serta kepada para pedagang grosir dari kota-kota seperti Cirebon, Jogjakarta, Magelang, Surabaya, Palembang, Medan, Banjarmasin, dan Pontianak. “Meskipun baru setahun, jumlahnya cukup lumayan,” imbuhnya senang.
Mantan karyawan perusahaan bidang konstruksi selama 16 tahun tersebut mulai berbisnis pada akhir 2005. Pada awalnya ia membuka dealer sepeda motor dan baru berkonsentrasi pada aksesoris motor pada pertengahan 2006. Produknya masuk dalam kategori kostum seperti bermacam-macam jenis body kit, cover shock depan maupun belakang, pendingin CVT, tutup kipas motor matic, tutup mesin, borders, underside, tutup radiator, cover knalpot, cover jok, handguard, tas, keranjang, serta produk-produk furnish lain. Tentu saja yang menarik karena saat ini sedang trend jenis motor jet matic, ia juga sudah membuatkan kostum body kit seperti model Honda Vario, Yamaha Mio padahal di luar produk semacam itu masih jarang.
Namun diakui, kelahiranSemarang tersebut baru melakukan produksi dengan kemampuan terbatas. Itu pun tidak semua jenis aksesoris, sekadar produk berbahan fiber, aksesoris berbahan stainless, logam atau pun tas serta jaket yang bisa dilakukan oleh home industri. Sedangkan yang lain-lain dari bahan plastik, chrome, atau acrylic terpaksa masih produk impor, biasanya didatangkan dari Thailand . Padahal menurutnya kalau ada modal semua bisa dikerjakan sendiri. “Yang mengherankan pabrikan-pabrikan plastik di Indonesia lebih memilih membuat ember, wadah makanan, cangkir, perkakas dari plastik ketimbang melirik pasar otomotif yang pasarnya luar biasa,” Sugeng tidak habis pikir.
http://www.majalahpengusaha.com/
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang
More about → Berkah Bagi Pebisnis Aksesoris
Meski tiap periode tertentu muncul bisnis supplier aksesoris motor ikutan dari sepeda motor ini, namun ternyata terus ada celah kosong. Dari sekian banyak produsen penjual aksesoris motor tanah air pada umumnya lebih tertarik menggarap onderdil maupun variasi motor balap. Maka seperti diungkap oleh Sugeng, pemilik toko dan supplier aksesoris motor Motorkita di Depok, Jawa Barat, pengusaha lokal bisnis aksesoris dan spare part racing biasanya tidak lain adalah para mantan pembalap itu sendiri. Langkanya pengusaha lokal yang menggarap produk kostum motor biasa itulah yang membuat Sugeng tertarik mencicipi kue yang dilupakan ini.
“Kedatangan para supplier barang tidak pasti sehingga muncul gagasan saya untuk membuat produk sendiri bekerja sama dengan para perajin atau home industri di lingkungan sekitar. Maka alhamdulillah, dari omset kecil-kecilan sampai akhirnya dapat menjadi grosir,” kisah Sugeng mengenai latar belakang usahanya sekitar setahun belakangan. Selain dipajang di tokonya, barang-barang produksi sendiri itu telah dikirim ke toko-toko seluruh Jabotabek serta kepada para pedagang grosir dari kota-kota seperti Cirebon, Jogjakarta, Magelang, Surabaya, Palembang, Medan, Banjarmasin, dan Pontianak. “Meskipun baru setahun, jumlahnya cukup lumayan,” imbuhnya senang.
Mantan karyawan perusahaan bidang konstruksi selama 16 tahun tersebut mulai berbisnis pada akhir 2005. Pada awalnya ia membuka dealer sepeda motor dan baru berkonsentrasi pada aksesoris motor pada pertengahan 2006. Produknya masuk dalam kategori kostum seperti bermacam-macam jenis body kit, cover shock depan maupun belakang, pendingin CVT, tutup kipas motor matic, tutup mesin, borders, underside, tutup radiator, cover knalpot, cover jok, handguard, tas, keranjang, serta produk-produk furnish lain. Tentu saja yang menarik karena saat ini sedang trend jenis motor jet matic, ia juga sudah membuatkan kostum body kit seperti model Honda Vario, Yamaha Mio padahal di luar produk semacam itu masih jarang.
Namun diakui, kelahiran
http://www.majalahpengusaha.com/
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang