Selain menggunakan kertas, album foto dibuat dari bahan-bahan alam, seperti ranting kelapa, tikar, pelepah pisang, bagor (sejenis tikar) dan daun-daunan. Alhasil, tampilan album foto menjadi natural dan unik. Apalagi sampulnya dimodifikasi dengan berbagai hiasan seperti kupu-kupu, cicak, kura-kura, bunga dan masih banyak lagi. Perpaduan antara sampul cantik dengan bahan alami ini yang menjadi ciri khas produk album foto made in Armadi Raya.
Selanjutnya, untuk membuat album foto, seperti album foto pernikahan, ia dibantu 15 orang karyawan. Sistem penggajiannya secara borongan. Jika album foto berukuran S (18X22 cm) = Rp. 1.500, M (24X25 cm) = Rp. 2000 – Rp. 2.500 dan L (31X38 cm) = Rp. 3.500. Dalam sehari, seorang karyawan bisa mengerjakan sampai 20 pieces. Kebanyakan karyawan bekerja di rumahnya yang terletak di Jl Pulau Ayu, Denpasar. Hanya tiga orang yang bertugas menjaga toko sekaligus sambil membuat desain album foto. Ketika memulai usaha tahun 2005 silam, Yuli bermodalkan Rp 25 juta untuk pembelian bahan baku . Kebetulan ia sudah mempunyai beberapa mesin pembuat barang kerajinan. Bahan baku yang dibutuhkan pun tergolong gampang diperoleh di kawasan Ubud. Akhirnya, bermula dari coba-coba, terciptalah ide kreatif untuk membuat desain album foto yang tampil lain.
“Syukurlah, foto albums ini bisa diterima tamu asing. Ini berarti karya kami bisa memenuhi selera turis. Khususnya turis Eropa lho, karena memang produk kerajinan yang serba alami ini lebih disukai mereka. Jika ada rombongan turis yang biasanya datang per grup, omzet bisa naik drastis. Kalau standar sih, rata-rata mendapatkan untung bersih 50 juta per bulan,” ungkap Yuli sumringah. Untuk order rutin, dijelaskan bahwa ada seorang pelanggan dari Dominika yang rutin memesan dua kontainer per bulan. Satu kontainer berisi antara 350-400 boks (satu boks = 40 pieces). Kalau tamu lokal, seperti dari Jakarta , masih terhitung sedikit. Meski demikian, Yuli memaklumi karena memang yang lebih suka produk back to nature adalah masyarakat luar negeri. Namun ia menolak jika dikatakan lebih mengutamakan orang asing ketimbang bangsa sendiri.
“Sama sekali saya tidak setuju jika dibilang lebih mementingkan tamu asing. Bukan seperti itu. Cuman memang produk albums photo yang saya bikin ini lebih mengandalkan bahan alami sehingga daya serap pasar condongnya ke orang luar. Saya justru malah senang sekali jika orang kita juga bisa menerima photo album buatan saya,” tegas wanita yang berprinsip learning by doing dalam berbisnis ini. Menyinggung soal kendala, hanya pada soal cuaca. Soalnya, setelah selesai dikerjakan, photo album harus dijemur sampai benar-benar kering. Paling tidak selama 24 jam agar tidak sampai timbul jamur saat pengepakan. Karena ketika masa pengiriman sampai ke tempat tujuan pemesan, bisa makan waktu sampai sebulan di kapal.
Jika kondisi album tidak kering, otomatis akan rusak dengan timbulnya bintik-bintik jamur sehingga berakibat ditolaknya produk oleh konsumen. Sebelum mengakhiri pembicaraan, Yuli mengutarakan harapan agar di masa-masa mendatang situasi Bali akan aman sehingga turis tidak khawatir untuk datang. Seandainya saja turis kembali berbondong-bondong ke Bali seperti dahulu, seperti saat Bali belum terkena bom yang meledak di Kuta dan Jimbaran beberapa tahun silam, tentu masyarakat kembali menikmati masa keemasan pariwisata. Khususnya, bagi pelaku bisnis pariwisata. Semoga saja harapan itu segera terwujud.
Temukan informasi lainnya mengenai Album Foto - Album Foto Pernikahan - Desain Album - Foto Album - Photo Albums - Desain Album Foto - Albums Photo - Album Photo - Albums Foto - Foto Albums - Photo Album - Desain Albums - Albums Desain - Album Desain hanya di Album Foto Kulit: Album Foto Pernikahan-Desain Album Foto & Albums Photo Bandung pada 88db.com
More about → Kiat Membuat Album Foto yang Artistik
Selanjutnya, untuk membuat album foto, seperti album foto pernikahan, ia dibantu 15 orang karyawan. Sistem penggajiannya secara borongan. Jika album foto berukuran S (18X22 cm) = Rp. 1.500, M (24X25 cm) = Rp. 2000 – Rp. 2.500 dan L (31X38 cm) = Rp. 3.500. Dalam sehari, seorang karyawan bisa mengerjakan sampai 20 pieces. Kebanyakan karyawan bekerja di rumahnya yang terletak di Jl Pulau Ayu, Denpasar. Hanya tiga orang yang bertugas menjaga toko sekaligus sambil membuat desain album foto.
“Syukurlah, foto albums ini bisa diterima tamu asing. Ini berarti karya kami bisa memenuhi selera turis. Khususnya turis Eropa lho, karena memang produk kerajinan yang serba alami ini lebih disukai mereka. Jika ada rombongan turis yang biasanya datang per grup, omzet bisa naik drastis. Kalau standar sih, rata-rata mendapatkan untung bersih 50 juta per bulan,” ungkap Yuli sumringah.
“Sama sekali saya tidak setuju jika dibilang lebih mementingkan tamu asing. Bukan seperti itu. Cuman memang produk albums photo yang saya bikin ini lebih mengandalkan bahan alami sehingga daya serap pasar condongnya ke orang luar. Saya justru malah senang sekali jika orang kita juga bisa menerima photo album buatan saya,” tegas wanita yang berprinsip learning by doing dalam berbisnis ini.
Jika kondisi album tidak kering, otomatis akan rusak dengan timbulnya bintik-bintik jamur sehingga berakibat ditolaknya produk oleh konsumen.
www.majalahpengusaha.com