Dalam beberapa bulan terakhir, ada usulan yang mengatakan sepak bola butuh teknologi untuk memperkecil kesalahan di lapangan. Namun, tak selamanya usul ini mendapatkan persetujuan.
Dua kasus terakhir yang membuat penggunaan teknolgi dalam sepakbola kembali diusulkan adalah gol Frank Lampard dan Carlos Tevez. Gol pertama terjadi dalam laga antara Jerman vs Inggris di perdelapanfinal. Sedangkan yang satunya dalam laga Argentina vs Meksiko, juga di babak 16 besar.Tetapi cerita dua gol itu berbeda. Gol Lampard dianulir, meski bola sudah melewati garis gawang. Sementara yang terakhir disahkan, meski Tevez sudah terperangkap offside.
"Kami memiliki teknologi Hawk Eye meski kami tak terlalu memerlukannya. Sementara sepakbola seharusnya menerapkan teknologi ini, tetapi pada kenyataannya sampai saat ini tidak," tukas petenis Roger Federer di Reuters.Federer adalah satu dari beberapa orang yang mengusulkan adanya teknologi tambahan supaya kesalahan-kesalahan di lapangan diminimalisir. Selain teknologi berupa Hawk Eye, ada juga yang mengusulkan penggunaan tayangan ulang video sebelum wasit mengambil keputusan.
Tetapi, tak semua orang setuju dengan penggunaan macam-macam teknologi untuk membantu memudahkan pengambilan keputusan. Sepakbola adalah sesuatu yang dimainkan dengan keluwesan. Jadi, memasukkan chip ke dalam bola, untuk melihat apakah bola itu sudah masuk atau belum, itu seperti menghilangkan keluwesan dari sepakbola itu sendiri. Jika menggunakan teknologi garis gawang, maka kmembutuhkan video rekaman ulang. Lalu, setiap keputusan untuk melakukan throw-in pun juga harus diperhatikan. Ini akan mengubah permainan yang selama ini sudah di kenal
Sebenarnya, usulan untuk meminimalisir kesalahan di lapangan tak melulu berkaitan dengan teknologi. Ada juga yang mengusulkan untuk menempatkan wasit tambahan di dalam lapangan.
Sumber - detiksport.com
Temukan semuanya tentang Bisnis & Promosikan Usaha Anda di Iklan Gratis
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment