Showing posts with label tari daerah. Show all posts
Showing posts with label tari daerah. Show all posts

Seni Tari Semakin Tersisih

Posted by jenggot kambing on Monday, September 14, 2009

Meski pelaku dan kegiatan Seni Tari masih relatif banyak, perkembangan seni tari di DI Yogyakarta masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain belum optimalnya sinergi antara seniman tari dengan seniman lain. Salonisasi tradisi pun terus terjadi dalam perkembangan tari dewasa ini.

Menurut Penanggung Jawab Program Rekonstruksi Seni Tradisi Taman Budaya Yogyakarta (TBY) Heru Handonowari, seni tari tradisional di DIY sulit berkembang karena kerangka pikir seniman tari yang masih cenderung egois (Pameran Reptil) .

"Para penari asyik dengan diri mereka sendiri-sendiri sehingga sulit berkembang dengan menerima pengetahuan dan masukan dari lintas seni lainnya," kata Heru di kantornya, Jumat (13/4).

Idealnya, menurut Heru, tidak ada batasan dalam berkesenian. Para seniman dari berbagai latar belakang pun dapat saling belajar untuk memperkaya wawasan yang nantinya dapat menjadi bekal untuk mengembangkan karya masing-masing, tanpa harus kehilangan karakter seni yang dimiliki.

Apalagi, dunia seni tari tradisi dalam 10 tahun terakhir semakin terdesak dengan perkembangan tari modern yang tidak diimbangi dengan kuatnya penjiwaan.

"Ruh dan penjiwaan seni tari modern saat ini terasa kurang karena motivasi sebagian besar penari maupun penata tari adalah menonjolkan eksistensi. Dalam proses berkesenian, mereka ingin cepat menguasai tari dan kemudian menjadi populer," tutur Heru.

Salonisasi tradisi

Akibatnya, seperti ***ngkapkan seniman Afrizal Malna dalam sebuah diskusi tari di Universitas Sanata Dharma beberapa waktu lalu, salonisasi tradisi pada tari pun tak dapat dihindari. Ketika sudah berhadapan dengan modernisasi, tari pun menjadi bagian dari industri yang terkadang memangkas karakter-karakter atau Make Up Wajah khasnya untuk mampu bertahan dalam panggung hiburan.

"Kontrak pagelaran tari rutin dalam industri wisata, misalnya, terkadang membuat para seniman tampil seadanya tanpa penjiwaan," ujar Heru. Unsur tradisi pun tak jarang dihilangkan untuk memenuhi standar pertunjukan yang menguntungkan.

Untuk terus menghidupkan unsur-unsur tradisi ini, TBY sendiri terus berkomitmen dalam merekonstruksi seni-seni tradisi yang dulu pernah ada, tetapi sekarang sudah hampir punah. Diharapkan, pendokumentasian kesenian-kesenian itu akan berguna bagi pengembangan kesenian saat ini maupun di masa depan. "Tahun ini kami akan merekonstruksi tari Guntur Segara dari Keraton Yogyakarta dan Reog Dodog dari Gunung Kidul," ucapnya.

kompas-cetak

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

More aboutSeni Tari Semakin Tersisih

Macam-Macam Tarian Nusantara

Posted by Sate Ayam on Thursday, August 20, 2009



1. Tari gantar
tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan wadahnya.
Pertunjukan tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan acara-acara lainnya.tari ini tidak hanya dikenal oleh suku dayak tunjung namun juga dikenal oleh suku dayak benuaq. Pertunjukan kesenian tarian ini dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari gantar rayatn, gantar busai dan gantar senak/gantar kusak.

2. Tari kancet papatai / tari perang

pertunjukan kesenian tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan dayak kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari. Dalam tari kancet pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisionil suku dayak kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu sak paku dan hanya menggunakan alat musik sampe.


3. Tari kancet ledo / tari gong

jika tari kancet pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria dayak kenyah, sebaliknya
kesenian tarian kancet ledo menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin. Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai pakaian tradisionil suku dayak kenyah dan pada kedua tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong, sehingga kancet ledo disebut juga tari gong.

4. Tari kancet lasan

kesenian tarian yang menggambarkan kehidupan sehari-hari burung enggang, burung yang dimuliakan oleh suku dayak kenyah karena dianggap sebagai tanda keagungan dan kepahlawanan. Tari kancet lasan merupakan tarian tunggal wanita suku dayak kenyah yang sama gerak dan posisinya seperti pertunjukan tarian kancet ledo, namun si penari tidak mempergunakan gong dan bulu-bulu burung enggang dan juga si penari banyak mempergunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh lantai. Tarian ini lebih ditekankan pada gerak-gerak burung enggang ketika terbang melayang dan hinggap bertengger di dahan pohon

Dukung kampanye stop dreaming start action

http://iskandarnet.wordpress.com

More aboutMacam-Macam Tarian Nusantara