Showing posts with label party clown. Show all posts
Showing posts with label party clown. Show all posts

Profesi Badut Ulang Tahun

Posted by Sate Ayam on Friday, September 4, 2009



Profesi badut sebenarnya cukup tua. Konon, sejak zaman yunani kuno dan romawi kuno, sudah ada manusia penghibur yang memoles wajahnya dengan bedak tebal dan berpakaian aneh, serta fasih memperagakan mimik-mimik lucu.

Mereka tak hanya membuat tertawa orang-orang kaya yang stres lewat pertunjukan badut pesta dan badut ulang tahun. Tapi juga menghibur dan mencari nafkah di jalan-jalan atau yang dikenal dengan istilah ngamen. Dengan kemampuan berpantomim dengan gerakan-gerakan slapstik yang konyol, boleh jadi merekalah salah satu penjaja hiburan jalanan tertua di dunia.

Belakangan, istilah badut maskot sendiri melebar ke mana-mana. Hampir semua pelawak dan pemancing tawa, kini juga kerap dijuluki sebagai badut pesta dan badut ulang tahun. Bahkan orang serius yang sedang bertingkah laku konyol sering dikatakan badut. Sebagai istilah, badut mengalami perluasan makna.

Menurut sejarahnya, badut mengacu pada seseorang dengan dandanan lucu (terkadang meniru karakter komik), make-up tebal dan kostum berwarna unik, mempunyai kemampuan memperagakan mimik lucu dan gerakan-gerakan konyol, tanpa sedikit pun melepas kata-kata. Inilah yang membedakannya dengan pelawak konvensional.

Dukung kampanye stop dreaming start action


http://id.wikipedia.org/wiki/Badu

More aboutProfesi Badut Ulang Tahun

Badut dan Tawa

Posted by jenggot kambing on Thursday, May 28, 2009

Anyone who can make people laugh has the greatest gift God can give a man
Al Ross (1907-1981)

Selama ini, saya selalu mengabaikan kehadiran para badut (Clown). apakah itu Party Clown atau pun Birthday Clown. Di mata saya, para badut tidak lebih dari seorang pekerja di dunia hiburan yang identik dengan kekonyolan. Sebuah hiburan masa kanak-kanak. Lebih dari itu, istilah ‘badut’ pun sering saya pinjam untuk mengolok mereka yang bermuka dua alias gemar berbohong. Itu sebabnya saya merasa sangat heran ketika mendengar bahwa para badut berkumpul dalam ajang Konferensi Badut Internasional. Usai berselancar di dunia maya untuk mencari tahu lebih detail mengenai seluk beluk dunia badut, serta merta saya merasa amat bersalah.

Perasaan bersalah saya muncul ketika mengetahui bahwa dunia badut bukanlah dunia hiburan kelas dua. Mereka adalah pekerja seni profesional, sarat dengan kemampuan yang tidak dapat dikatakan mudah. Mereka harus bersusah payah melakukan hal-hal konyol mulai dari permainan bahasa tubuh, mimik muka, hingga kemampuan beratraksi dengan benda-benda. Jelas bukan pekerjaan mudah. Kegagalan terbesar para badut adalah ketika atraksi mereka tidak mengundang tawa. Lihat Party Clown dan Kids Party Clown.

Perasaan bersalah kedua saya muncul ketika mengetahui bahwa para badut melakukan pekerjaan ini dengan serius sebagai sebuah pilihan profesi. Berapa banyak orang yang rela dirinya menjadi bahan tawaan atau bahkan olokan orang lain? (Children Clown).

Hal yang paling mengagumkan adalah keseriusan para badut untuk menampilkan yang terbaik pada penonton. Di beberapa negara, para calon badut bersekolah di sekolah atau akademi khusus badut (Birthday Party Clown) . Mereka harus mempelajari beragam hal mulai dari cara bermake-up, mengenakan kostum, hingga melakukan berbagai atraksi. Perjuangan ini dilakukan demi membuat orang tertawa, lepas dari rasa stress (Children Party Clown).

Bagaimana dengan para badut di Indonesia? Badut di Indonesia, sayangnya, lebih banyak dimanfaatkan sebagai instrumen bisnis daripada berfungsi sosial. Siapapun dapat ‘tiba-tiba’ menjelma menjadi badut untuk acara ulang tahun. Birthday Party Clown , icon penyambut di pintu masuk mall, hingga meramaikan acara peluncuran produk. Para badut Indonesia (Kids Clown ) cenderung kehilangan makna hakiki badut untuk ‘mengundang tawa’.

Jarang sekali saya melihat seorang anak tertawa dihibur badut Indonesia yang memang terlihat sangat pasif dan tidak menunjukkan upaya maksimal mengundang tawa (Children Clown) . Alhasil, kehadiran badut di Indonesia sering diabaikan atau setidaknya hanya menjadi ‘teman berfoto’. Mengapa demikian? Penilaian sementara saya adalah karena para badut Indonesia cenderung tidak ‘membadut dengan hati’. Pekerjaan sebagai badut (Kids Clown ) masih dipandang sebagai pekerjaan nomor dua yang sedapat mungkin dihindari.

Sejauh ini, saya juga belum menemukan informasi mengenai organisasi badut (Birthday Clown) di Indonesia. Salah satu kuncinya mungkin terletak pada kesejahteraan para badut (Clown) itu sendiri. Kunci lain adalah minimnya apresiasi warga Indonesia terhadap para badut seperti yang telah saya lakukan. Meski demikian, nampaknya kita wajib memberikan apresiasi yang sangat mendalam terhadap perjuangan para badut. Tidak banyak orang yang bersedia berprofesi sebagai badut. Bagaimana dengan mereka yang takut badut? Phobia terhadap badut lazim dikenal dengan nama Coulrophobia. Untuk mereka yang mengidapnya, saya hanya bisa berdoa: semoga lekas sembuh! ^_^

Sumber: sylvietanaga.wordpress.com

Temukan informasi lainnya mengenai Party Clown - Birthday Party - Birthday Clown - Birthday Party Clown - Children Party - Children Clown - Children Party Clown - Kids Party - Kids Clown - Kids Party Clown - Clown - Birthday - Party hanya di Party Clown: Birthday Party Clown - Children & Kids Party Clown Jakarta pada 88db.com
More aboutBadut dan Tawa