Dewasa ini sangat mudah ditemui mobil-mobil yang diimpor secara utuh dari Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang lalu lalang di ruas-ruas jalan di kota-kota besar.
Mobil-mobil yang diimpor secara utuh dari luar negeri, yang populer dengan sebutan mobil CBU, atau kependekan dari completely built up, memang disukai. Selain produknya benar-benar masih baru, juga tidak banyak orang yang memilikinya, mengingat jumlahnya sangat terbatas.
Bagi orang-orang yang menggunakan mobil untuk mengekspresikan keberhasilannya dalam berkarier, atau menggunakan mobil untuk mengangkat statusnya, maka mobil CBU biasanya menjadi pilihan utama. Itu sebabnya di ruas-ruas jalan di kota-kota besar, khususnya Jakarta, adalah hal yang biasa jika dengan mudah kita menemui mobil-mobil CBU. Proses jual beli mobil BU tersebut pun dipasarkan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM), maupun yang dimasukkan oleh importir umum.
Dari segi waktu biasanya ATPM kalah cepat dalam memasukkan suatu produk baru dibandingkan dengan importir umum. Mengingat untuk memasukkan suatu produk, ATPM harus mempersiapkan banyak hal, termasuk di antaranya layanan purnajual (after sales service) dan ketersediaan suku cadang.
ATPM tidak mengenal kata beli putus. Tidak demikian halnya dengan importir umum. Sebab itu, tidaklah mengherankan jika suatu produk yang baru saja diluncurkan pada pameran-pameran mobil internasional di Eropa, Amerika Serikat, atau Jepang, hanya dalam waktu satu dua bulan sudah dapat ditemui di ruang pajang importir umum.Namun, itu tidak selalu berarti bahwa mobil CBU yang dibeli di ATPM berkualitas lebih baik atau lebih cocok untuk pasar Indonesia ketimbang yang dijual di ruang pajang importir umum.