Muslim Fashion Revolution?

Posted by anggota member on Thursday, February 25, 2010

A brief internet search highlights articles on a number of Islamic fashion festivals and shows and numerous websites selling Muslim clothing and providing fashion tips. I was particularly impressed by the stunning outfits showcased at the Islamic Fashion Festival 2009, which took place in Jakarta.

Muslim women often wear designer labels underneath their outer garments and increasingly they want to wear fashionable outerwear too. Devout need not mean drab. Fashion designers are waking up to this need for trendy Muslim clothing, and specialised stores, websites and fashion shows are springing up across the UK.


European fashion labels are beginning to embrace
fashion Muslim. In June 2009 at The Saks Fifth Avenue Riyadh and Jeddah fashion show held at the George V hotel in Paris, top European fashion labels including John Galliano and Blumarine showcased models wearing couture abayas.


Designers have realised that many Muslim women are wearing designer brands, but that these garments are usually covered by a black abaya. This has led them to consider the idea of producing designer abayas, will this mark the beginning of a new fashion trend for both Muslim and non Muslim women?


The designers and retailers seem suddenly to have woken up to the fact that Muslim women are as interested in fashion as any other women, and whilst a cynic might put this down to the recognition of a very lucrative and as yet virtually uptapped market, a wider availability of fashionable Muslim clothes (
fashion Muslim) must surely be good for Muslim women everywhere.


It may be that Muslim women themselves, however well versed in the nuances and requirements of their religion, will be best equipped to introduce traditional garments to the world of high fashion.


ezinearticles.com
More aboutMuslim Fashion Revolution?

Menerjemahkan Novel Gampang-gampang Susah

Posted by anggota member

Untuk bisa menerjemahkan novel dengan baik, yang lebih dulu harus dikuasi adalah cara-cara menerjemahkan buku dengan baik, antara lain: 1) menguasai bahasa sumber, 2) menguasai bahasa sasaran, 3) menguasai materi yang diterjemahkan, 4) akrab dengan segala jenis kamus, 5) mudah dan terbiasa melihat “gambaran keseluruhan” buku, serta 6) membaca sebanyak-banyaknya buku lain yang setipe.

Setelah mampu menerjemahkan buku (umum) dengan baik, seorang penerjemah novel harus membekali diri dengan keterampilan menulis yang prima. Menerjemahkan novel bisa dikatakan “setengah mengarang.” Lebih dari penerjemah buku biasa walaupun menggunakan
new translation methods, penerjemah novel harus pandai mengolah kata-kata agar pembaca bisa terhanyut menikmati novel yang dibacanya. Biasanya, bahasa yang digunakan pengarang novel itu khas, berbeda antara satu pengarang dan pengarang lainnya. Penerjemah novel harus bisa mengikuti gaya bahasa pengarang asli. Dengan begitu barulah pembaca bisa menangkap keunikan dari karya tersebut. Intinya bukan sekedar menerjemahkan meskipun menggunakan new translation methods.


Contohnya:


1. Cormac McCarthy. Pengarang buku No Country for Old Men yang telah difilmkan dan filmnya memborong piala Oscar 2008 ini tidak menggunakan bahasa Inggris “yang baik dan benar” ketika menulis. Dengan demikian penerjemah harus bisa mengadaptasinya dengan tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baku juga, agar tercipta atmosfir seperti yang tertuang dalam novel aslinya.


2. Kochka dalam The Boy Who Ate Stars. Penutur dalam novel ini, Lucy, adalah seorang anak usia 12 tahun, bercerita tentang pengalamannya bertemu dengan seorang anak autis. Bahasa yang digunakannya sesuai dengan bahasa khas anak ABG.


3. E.L. Doctorow, misalnya dalam The March. Pengarang ini suka menggunakan kalimat-kalimat panjang dengan banyak koma dan titik-koma. Meskipun membaca kalimat-kalimat semacam itu melelahkan, penerjemah harus setia mengikuti gayanya, agar nuansa yang ingin ditampilkan pengarang tetap bisa ditangkap pembaca.


Dengan bekal kiat-kiat di atas, sebenarnya seorang penerjemah sudah bisa menghasilkan terjemahan novel yang baik.


Namun dalam praktiknya, sering timbul berbagai pertanyaan, misalnya:


1. Menerjemahkan struktur kalimat yang panjang dan mbulet, bagaimana caranya? Dengan menangkap maksud kalimat tersebut, dan mengungkapkannya sesuai dengan ungkapan dalam bahasa Indonesia yang bisa menampilkan gaya mbulet dari sang pengarang.

2. Bagaimana memertahankan suspense, konflik batin, dll? Dengan resep yang sama. Pengarang pasti punya cara khas untuk menampilkan semua itu. Jadi, sebagai penerjemah kita mengikuti saja alur yang telah dibuat pengarang.


3. Bagaimana menerjemahkan deskripsi yang terkait budaya dan waktu? Perlukah memberi penjelasan? Ya, tetapi sebaiknya pada bagian yang lain, sehingga tidak mengganggu pembaca saat menikmati sebuah novel . Misalnya memberi keterangan tentang setting masa terjadinya cerita atau latar belakang sejarah suatu peristiwa.

4. Bagaimana memertahankan atau menerjemahkan cara tutur yang khas tempat dan waktu? Misalnya cara tutur orang hitam zaman dulu (The Color Purple). Harus dicari cara yang tepat untuk menunjukkan bahwa seorang tokoh berasal dari strata masyarakat tertentu. Ini tantangan yang berat bagi penerjemah.

5. Bagaimana menyikapi uraian atau adegan yang menurut Anda kurang sesuai dengan nilai-nilai budaya Indonesia? Menerjemahkan apa adanya? Menghaluskan? Apa pertimbangannya? Tergantung. Kalau adegan yang ditampilkan terlalu menggangu perasaan pembaca, penerjemah boleh menghaluskannya.

blog.bahtera.org
More aboutMenerjemahkan Novel Gampang-gampang Susah

Tata Rias yang Tidak Mudah Luntur

Posted by anggota member

Bagi wanita yang sering mengalami make up nya mudah luntur, biasanya mereka yang memilki jenis kulit berminyak atau kombinasi. Salah satu trik untuk mengatasi agar tata rias mudah luntur adalah sbb:

# Bersihkan wajah dengan pembersih sari Jeruk dan penyegar sari jeruk sebelum melakukan make up.

# Kemudian kompreslah wajah dengan air es atau gunakan batu es yang dibungkus dengan sapu tangan, lalu tekan-tekan pada seluruh wajah.

# Oleskan Pelembab Gel pada seluruh wajah, kecuali kelopak mata Oleskan Alas Bedak khusus untuk kulit berminyak yang sesuai dengan warna kulit. Kecuali untuk acara khusus seperti make up party atau make up wedding gunakan Krem Alas Bedak pilih sesuai dengan warna kulit.

# Kemudian bubuhkan Bedak Tabur , merupakan bedak dasar utama yang berfungsi untuk menyerap minyak disekitar wajah sehingga
make up artists tidak luntur. Gunakan dengan cara ditepuk-tepuk (tekan) dengan spon pada seluruh wajah dan leher.

# Sempurnakan dengan memakai Bedak Padat Janur kuning, pilih sesuai dengan warna kulit.


Selanjutnya Anda mengaplikasikan tata rias (
make up artists ) yang lainnya seperti perona mata, pipi dan bibir dengan menyesuaikan warna busana yang hendak dipakai.


sketsajiwa.multiply.com
More aboutTata Rias yang Tidak Mudah Luntur