Mengubah Tampilan Dinding Rumah

Posted by sabuk item on Thursday, February 25, 2010

Lahan yang terbatas dan tingginya harga tanah di perkotaan sudah pasti menjadi kendala yang dialami oleh pemukim saat ini. Apalagi jika mereka menginginkan lahan untuk menanam tanaman di rumah. Salah satu cara untuk menghadirkan nuansa hijau di rumah yaitu dengan tanaman dinding / wall garden.

Kehadiran tanaman di rumah melindungi kita dari sinar ultra violet, panas dan polusi debu serta udara kotor. Efeknya tentu lebih terasa apabila anda menanam tanaman yang dapat menjerap polutan. Keluarga akan lebih terlindungi, sehat dan makin betah di rumah. Tampilan rumah pun dapat menjadi unik dengan adanya aksen wall garden.

Saat ini dikembangkan banyak desain tanaman dinding dan istilahnya juga bermacam-macam. Green façade, green wall, vertical garden, living wall dan topiade adalah beberapa istilah yang berkembang untuk dinding yang dibangun dengan susunan tanaman. Tidak hanya pada dinding biasa, wall garden dapat melapisi art sculpture atau berfungsi sebagai lapisan kedua pada bangunan untuk mengurangi radiasi sinar matahari. Tanaman yang digunakan dapat berupa tanaman border dan semak pendek apapun yang disusun dalam planter box / pot secara vertikal.

Penyusunan dilakukan dalam rak-rak ataupun struktur penggantung lain. Rak dapat berbahan kayu, bambu ataupun logam. Pilih material pot/planter box yang ringan seperti plastik. Pilih juga media tanam yang ringan dan kuat memegang air karena planter akan melindungi keluarga anda dari sinar matahari.

Cara menanam tanaman dinding:

  1. Tentukan dimensi dinding tanaman yang anda ingin buat. Pilih daerah yang banyak terkena sinar matahari /berhadapan dengan polusi agar dapat melindungi keluarga secara optimal. Sebaiknya rak masih berada di atas tanah agar air kelebihan penyiraman dapat langsung jatuh ke tanah, agar rapi beri koral tebar di bagian bawahnya. Bila tidak, rencanakan talang yang mengalirkannya ke tanah. Material rak dapat berupa logam yang tahan lama atau bamboo yang ramah lingkungan.
  2. Apabila dinding cukup tinggi dan sulit untuk disiram tiap hari, siapkan instalasi penyiraman berupa pipa/selang kapiler atau pipa/selang biasa yang dilubangi.
  3. Rencanakan modul ukuran rak-rak yang akan dibuat. Biasanya tanaman border/semak pendek berukuran standard 20×20 cm sampai 30×60 cm. Pilih tanaman yang sesuai dan pot/planter box. Media tanam dapat dipilih yang ringan agar tidak membebani rak dan mudah pemeliharaannya, seperti gel, sabut kelapa, batang pakis, rumput laut, arang dan sekam.
  4. Pilih pot/planter box yang berbahan ringan seperti plastik. Jangan ragu-ragu untuk bereksperimen dengan berbagai warna dan tekstur pot untuk tampilan yang unik. Sesuaikan warna dengan rak dan dinding di sekelilingnya.
  5. Di pasaran mulai banyak beredar planter wall garden yang memungkinkan tanaman ditanam secara horizontal sehingga dinding tercipta tertutup penuh dengan tanaman. Tanaman yang dipilih tidak harus tanaman rambat/menjurai sehingga anda dapat berkreasi lebih bebas.

Ragam tanaman dinding yang ada bisa ditemui juga di rumah dijual di Jakarta Timur rumahdanproperti[.]com

More aboutMengubah Tampilan Dinding Rumah

Water Boom Park & Krisis Air di Kota Besar

Posted by jenggot kambing on Wednesday, February 24, 2010



Menyebut sederet taman air (Water Boom park) yg tersebar di Jabodetabek.

1. WaterBom Pantai Indah Kapuk (Jakarta Utara)
2. The Jungle Bogor Nirwana Resort (Bogor)
3. WaterBoom Lippo Cikarang (Bekasi)
4. Atlantis Gelanggang Samudera Jaya Ancol (Jakarta Utara)
5. Eldorado Water Park Legenda Wisata Cibubur (Jakarta Timur)
6. Ocean Park Bumi Serpong Damai (Tangerang)

Tak ketinggalan di kota-kota kecil seperti Ciamis dan Purbalingga pun sekarang ada taman wisata macam ini. Bahkan di Balikpapan (Kaltim) pun ada, padahal yg namanya air PDAM di sana ga jauh beda warnanya dengan air yg mengalir di Kalimalang depan rumah orangtua saya (baca: coklat!) Fenomena apa pula ini?

Di jaman global warming yg mana suhu bumi terasa semakin panas ini, tentunyasangat menarik orang untuk datang berwisata, secara kita dibebaskan bermain air sepuasnya, berlawanan dengan taman-taman hiburan yg kita kenal selama ini.

Padahal damage cost (DC) lingkungan yg harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan air sekian ribu (atau mungkin juta) kubik per hari siapa yg bisa menghitung? Saya yakin tak satu pun waterpark tersebut memanfaatkan air produksi PDAM, secara kuantitas dan kualitas air produksi BUMD ini rata-rata kurang dari kebutuhan. Lha wong di rumah mertua di Jakarta Timur saja air baru mengalir kalau malam hari, itu pun kadang airnya keruh.

Mengolah air limbah? Saya pikir jauh gantang dari api, secara biaya infrastruktur instalasi pengolahan limbah saja sudah mahal, apalagi untuk mengolah air limbah menjadi air sejernih yg bermuncratan deras di semua waterpark tersebut.

Jadi darimana air tersebut berasal? Ya pastinya dari air tanah atau air mata air lah. Biaya penyedotan air tanah tentunya lebih murah ketimbang kedua pilihan di atas. Apalagi kalau dari mata air, ibarat kata tinggal pasang pipa berfilter, currrrr air sudah tersedia.

Persoalannya memang lebih ke pengelolaan air (water management). Tidak ada penampungan atau resapan air yg mencukupi untuk menampung air selama bulan-bulan basah untuk digunakan saat bulan-bulan kering. Danau-danau (buatan maupun alami), seperti waduk dan situ, malah ***rug untuk pemukiman atau jadi pembuangan sampah!

Nah kembali ke topik di atas soal Water Boom park. Apakah para pemilik usaha taman wisata tersebut berpikir panjang soal ketersediaan air? Seharusnya iya, tapi apakah mereka mau menanamkan uangnya untuk membangun instalasi pengolahan air limbah atau air asin? Saya kok ga terlalu yakin deh.

Nah Jabodetabek apakah sudah ada inisiatif seperti itu? Jangan muluk-muluk berharap para pemilik waterpark berpikir mengelola air secara bersama, kalau pemerintah daerah sekalipun ga sanggup mikirnya, padahal katanya DKI itu gudangnya para ahli

ciput.multiply.com
More aboutWater Boom Park & Krisis Air di Kota Besar

Lapangan Futsal Makin Menjamur

Posted by jenggot kambing



Indoor Soccer atau lebih populer dengan sebutan Futsal Indoor, akhir - akhir ini sedang booming di negara kita.Hal ini tidak terlepas dikarenakan cabang olah raga sepak bola merupakan olah raga yang paling digemari. Ukuran lapangan futsal, standar minimal : 15 mtr (lebar) x 25 mtr (panjang), sedang sangat diminati tidak hanya di kota - kota besar tetapi sudah merambah sampai ke kotakota kecil dan disambut dengan antusias oleh para penggemarnya.

Hal ini dikarenakan makin sulitnya ditemukan fasilitas tempat bermain bola di lapangan besar, dan satu hal yang paling menarik bagi penggemar futsal indoor adalah tidak adanya kendala atau hambatan cuaca untuk menyalurkan hoby bermain bola, sebab tersedianya lapangan tertutup untuk melindungi dari sengatan matahari ataupun guyuran hujan, serta adanya penerangan listrik yang cukup untuk bermain pada sore dan malam hari. Bahkan untuk kenyamanan pemain, tersedia berbagai fasilitas penunjang seperti : kamar mandi, toilet, ruang ganti lengkap dengan lemari locker, mushola, cafeteria dengan hotspot/wifi untuk internet , tempat penonton, tempat parkir yang nyaman, serta kamera cctv sebagai alat bantu petugas keamanan.

Sebenarnya ada beberapa pilihan jenis lapangan futsal yang bisa dibangun, sesuai selera dan budget yang tersedia, diantaranya :

- Lapangan outdoor, yaitu lapangan tanpa gedung penutup dengan lantai lapangan memakai cor semen saja, dilengkapi sepasang gawang dan jaring pengaman.

- Lapangan outdoor dibuat seperti di atas, tetapi untuk lapangan permainan dipasang Rumput Sintetis ( khusus outdoor ), dilengkapi gawang dan jaring.

- Lapangan indoor, yaitu lapangan yang dibuat di dalam sebuah gedung sebagai penutup / pelindung lapangan dan pemain. Untuk lantai lapangan biasanya memakai ****ut sintetis atau karpet vinyl atau lantai kayu.

Mayoritas yang sudah ada, untuk lantai lapangan lebih cenderung diaplikasikannya ****ut sintetis, padahal menurut keterangan,lapangan untuk kompetisi resmi yang diakui institusi terkait adalah lapangan dengan lantai vinyl atau parket kayu. Tapi dikarenakan popularitas dan pertimbangan bisnis serta ternyata animo pemain lebih tertarik bermain di lapangan Rumput Sintetis.

bolamini.blogspot.com
More aboutLapangan Futsal Makin Menjamur