Showing posts with label kerajinan logam. Show all posts
Showing posts with label kerajinan logam. Show all posts

Pameran Seni 100 Penutup Kepala Langka Se-Indonesia

Posted by jenggot kambing on Friday, September 11, 2009

Sekitar 100 penutup kepala yang kini terbilang langka yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia segera dipamerkan untuk umum.

"Ada sekitar 100 penutup kepala langka dari daerah-daerah akan dipamerkan bahkan ada beberapa yang sudah punah akan turut ditampilkan," kata Ketua Umum Himpunan Wastraprema (Himpunan Pecinta Kain Adati Indonesia), Adiati Arifin Siregar, di Jakarta.

Pihaknya yang merupakan Himpunan Pecinta Kain Adati Indonesia (Wastraprema) akan menyelenggarakan pameran langka yang baru pertama kali digelar di Indonesia bertajuk Pameran Seni Tutup Kepala Nusantara beserta ragam hiasnya dari berbagai daerah di Indonesia pada medio April mendatang di JCC Jakarta.

Pameran unik tersebut digelar sebagai bentuk kepedulian Wastraprema terhadap seni tutup kepala yang kini nyaris punah padahal merupakan salah satu warisan leluhur yang tidak ternilai harganya.

Sementara itu Ketua Penyelenggara Pameran, Hj. Noes Moeljanto Djojomartono, mengatakan, pihaknya prihatin dengan kondisi saat ini di mana tutup kepala adati sudah semakin dilupakan dan ditinggalkan bahkan banyak generasi muda yang sudah tidak mengenalnya.

"Banyak pula di sanggar-sanggar busana, tutup kepala adati sudah dicampuradukkan keasliannya sehingga makin tidak karuan," katanya.

Pihaknya bertekad menyajikan keaslian seni tutup kepala kepada khalayak melalui pameran itu.

"Ini kami kembalikan kepada masyarakat termasuk para desainer agar penggunaannya jangan sembarangan sebab semuanya ada falsafahnya," katanya.

Sejumlah penutup kepala adat yang akan dipamerkan merupakan Barang Langka yang tidak jarang terbuat dari emas asli. Bahkan ada beberapa yang sudah dinyatakan punah seperti tutup kepala asal Nias, Melawai, dan Tanimbar.

Selain itu ada penutup kepala asal Sumatera Barat Pariaman bernama Saluang berbahan kain songket milik kolektor Atitje Aryman. Dipamerkan pula topi toraja dari Sulawesi Selatan berbahan serat daun lontar milik Anjungan Sulawesi Selatan TMII.

Dari Minangkabau dipamerikan penutup kepala bernama saluak deta batimbo kayu berbahan kayu yang ***kir milik kolektor Nian Djoemina.

Sementara dari Kalimantan Timur disajikan kostum & (Jual Properti) topi wanita dayak kenyah berbahan manik-manik dan taring binatang milik Museum Purna Bhakti Pertiwi.

Pameran juga menyajikan tutup kepala asal Lampung bernama siger pepaduan dari tulang bawang berbahan logam sepuh emas milik kolektor Ade Krishna Raga. Ada pula dari Kerinci Jambi ikat kepala wanita dari beludru hitam milik Museum Purna Bhati Pertiwi.

Selain itu ada ikat kepala pria untuk upacara yang terbuat dari logam berasal dari Timor milik kolektor Caecil Papadimitrou, tutup kepala penari arja dari Bali yang terbuat dari lempeng logam dan kertas emas, dan songkok manggalayuda yang terbuat dari beludru hitam dan sulam benang emas dari Yogyakarta Pakualaman milik Puro Pakualaman.

"Soal keamanan kami sudah menyiapkan jasa securicor yang menjaga barang-barang tersebut 24 jam nonstop," kata Noes.

vibizdaily.com

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

More aboutPameran Seni 100 Penutup Kepala Langka Se-Indonesia

Kerajinan Logam Tembaga Kuningan Go International

Posted by jenggot kambing on Tuesday, September 1, 2009

Kerajinan Tembaga Kuningan tidak terpisahkan dari kehidupan warga Desa Jolotundo, Kecamatan Lasem, Rembang. Mereka, kaum perajin yang gigih bekerja itu seniman-seniman yang sering tanpa sadar, sangat ahli, terampil, dan mahir dalam bidangnya. Tangan-tangan mereka cekatan mengolah Tembaga Kuningan menjadi barang seni atau perkakas rumah tangga yang berkualitas ekspor.

Memang, khusus perkakas dapur yang terbuat dari Tembaga Kuningan sebenarnya banyak dijumpai di berbagai tempat di tanah air. Bahkan, benda itu begitu akrab dengan ibu-ibu rumah tangga. Misalnya, peralatan dapur seperti dandang, ceret, atau nampan, semua bisa dibuat oleh para perajin di Desa Jolotundo.

Namun, dengan perkembangan zaman, Kerajinan Tembaga perkakas dapur hasil produksi Jolotundo mulai bergeser fungsinya. Mungkin karena dianggap sudah langka atau memang punya keistimewaan tersendiri, menjadikan benda-benda itu hanya dijadikan semacam ''lambang'' status perekonomian seseorang yang memilikinya. Karena itu, tidak mengherankan bila perkakas dapur hasil kerajinan Jolotundo banyak dipajang di ruang tamu rumah-rumah mewah.

Bentuk yang khas dan indah merupakan corak hasil Kerajinan Tembaga Kuningan Jolotundo. Karena para perajin dalam mengerjakan karyanya lebih mengutamakan keindahan daripada fungsi utama sebagai perkakas dapur. Karena itu, tidak mengherankan bila barang-barang Kerajinan Tembaga tersebut berharga mahal. Sebab, pembuatannya membutuhkan waktu cukup lama. Selain itu harus memerlukan keahlian tersendiri dan kesabaran dalam bekerja.

Di desa itu sekarang terdapat puluhan perajin Kuningan Tembaga. Hasil produksi mereka tidak terbatas pada perkakas dapur saja, tetapi sudah berkembang ke arah barang-barang seni yang biasa dipajang di rumah-rumah mewah. Misalnya lampu krobyong, lampu taman, lampu meja, lampu sudut ruang tamu, lukisan, patung, dan masih banyak lagi barang seni lainnya.

Yang pasti, barang-barang tersebut dibuat dari Kuningan Tembaga. Namun, belakangan ini para perajin mau menerima pesanan barang-barang yang dibuat dari bahan pelat besi. Meski demikian, barang-barang produk Jolotunda tetap mengutamakan nilai seni.

Perajin Kerajinan Tembaga Logam bahan keras itu sekarang berkembang pesat di Desa Jolotundo. Mereka banyak yang berhasil mengembangkan usahanya. Seperti Sutrisno (49), Muhari (46), Zaidun (45), dan Sumadi (46) merupakan cermin perajin yang gigih dalam menghadapi tantangan zaman dan persaingan pasar. Berkat kegigihannya itulah usaha mereka semakin maju.

Menurut Kepala Kantor Pariwisata Drs Sodiq, hasil kerajinan Jolotundo sudah memasuki pasar internasional. Tak sedikit barang-barang seni yang terbuat dari bahan tembaga dan kuningan itu dibeli oleh pengusaha kuat dari kota-kota besar untuk diekpor ke berbagai negara.

Yang lebih menggembirakan lagi, produksi Kerajinan Logam mereka kian hari terus bertambah. Salah satu produksi yang tergolong baru dan punya pasar bagus adalah kerajinan sepeda dan becak supermini.

Kedua barang itu dibuat bukan untuk alat transpotasi, melainkan khusus diciptakan sebagai benda pajangan. Harganya tidak terlalu mahal, sepeda sekitar Rp 150.000Rp-200.000/buah. Becak sedikit lebih mahal.

suaramerdeka.com

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang
More aboutKerajinan Logam Tembaga Kuningan Go International

Melihat Kerajinan Logam Tembaga Yang Menawan

Posted by jenggot kambing on Thursday, July 30, 2009

Kerajinan merupakan produk dari UKM yang paling diandalkan untuk ekspor ke Luar negeri. Kebanyakan kerajinan dipengaruhi oleh herritage yang merupakan warisan budaya dari suatu masyarakat setempat. Sebagai contoh misalnya kerajinan batik yang mempunyai corak sendiri-sendiri tergantung darimana asal dan budaya yang mempengaruhi.

Seperti halnya Kerajinan Tembaga dan Kerajinan Kuningan yang berasaldari Boyolali. Jarak sentra kerajinan dari Kota Boyolali sekitar 12 km atau ± 40 km dari Kota Solo. Infrastruktur jalan menuju sentra kerajinan sudah cukup bagus, khususnya jalan antara Solo ke Boyolali. Dari Pusat kota Boyolali menuju ke sentra kerajinan, anda akan melewati medan jalan yang umumnya menanjak, hal ini dikarenakan letaknya di lereng gunung Merbabu.

Sebenarnya selain desa Cepogo, terdapat satu lagi desa di sebelahnya, yang termasuk sentra Kerajinan Kuningan yaitu desa Tumang. Di kedua desa inilah terpusatnya sentra Handicraft , khususnya untuk produk cenderamata, dan interior ornament .

Sentra Kerajinan Tembaga ini sudah ada sejak jaman raja-raja Mataram, untuk mensuplai kebutuhan barang-barang tembaga dari keraton maupun rakyat di luar keraton, yang umumnya hanya untuk barang kebutuhan sehari-hari (alat-alat dapur).

Kerajinan Logam ini menampilkan karya seni relief kaligrafi dan gambar dengan berbagai motif dan tema yang pada umumnya hampir memiliki kesamaan dengan motif-motif relief lain terutama motif pada seni relief ukir.

Pada dasarnya fungsi dan kegunaan hasil Kerajinan Logam ini di gunakan sebagai ornamen untuk menghiasi suatu tempat atau memperindah suatu ruangan dengan tampilan warna kuning keemasan berkesan mewah.

Pada umumnya produk hasil Kerajinan Tembaga Kuningan handicraft khususnya ornamen interor dibeli oleh hotel untuk mempercantik interior mereka, adapula yang dibeli oleh perorangan, dan diekspor ke luar negeri. Harga hasil kerajinan handicraft ini relatif murah dan terjangkau karena berkisar antara 250 ribu sampai 1juta, tergantung dari ukuran dan tingkat kesulitan dalam pembuatannya.

Sebagian Kerajinan Tembaga Kuningan diekspor melalui konsultan luar negeri yang berkantor di Indonesia. Ini dimaksudkan agar transaksi lebih aman dari resiko klaim palsu, walaupun pemasukan lebih besar bila tanpa melewati konsultan.

Membutuhkan kerja ekstra keras bagi pemerintah maupun pelaku usaha kerajinan ini untuk memperkenalkan produk ini ketengah masyarakat. Mengingat kondisi resesi global yang tentunya mempenagruhi permintaan barang sekunder seperti produk kerajinan ini. Yang bisa dilakukan pemda setempat yaitu lebih banyak mengadakan event pameran produk andalan seperti yang telah dilakukan di tempat lain untuk mendongkrak permintaan domestik. Kerjasama pemerintah dengan para pengrajin mutlak diperlukan untuk menyelamatkan potensi kerajinan logam yang ada di daerah ini.

bisnisukm.com

Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang
More aboutMelihat Kerajinan Logam Tembaga Yang Menawan

Turunnya Ekspor Kerajinan Tembaga

Posted by anggota member on Tuesday, July 14, 2009

Ekspor kerajinan tembaga dari Tumang, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, ke sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat kian anjlok memasuki triwulan pertama tahun 2009.

Kini, para perajin
kerajinan bergantung pada pesanan dalam negeri yang berorientasi pada proyek pengadaan interior ruangan.


Pesanan CV Triana Gallery di Desa Tumang, yang semula 75 persen produksi melayani ekspor, sejak awal tahun 2009 sama sekali belum mendapat pesanan ekspor skala besar.

Padahal, tahun 2008, perusahaan ini masih melayani pesanan proyek interior hotel dari Hawaii (Amerika Serikat), Maladewa, dan Dubai.


Perusahaan yang berorientasi ekspor tersebut, kini hanya melayani permintaan pembuatan contoh
kerajinan dan pesanan ritel skala kecil dari sejumlah pembeli asing yang totalnya tidak sampai 25 persen dari produksi. Upaya untuk menga- lihkan ekspor ke negara-negara di Timur Tengah belum berhasil.


”Kami sudah kirim contoh
kerajinan tembaga ke tiga pembeli di Timur Tengah, tetapi sampai sekarang belum ada sinyal positif. Sekarang ini saya masih tertolong ada pesanan interior dari dalam negeri,” ungkap Direktur CV Trisna Gallery, Trisno Raharjo, yang ditemui di Tumang.


Meski demikian, dia mengaku belum mengurangi jumlah pekerja yang mencapai 85 orang karena masih menyelesaikan sisa pesanan 2008, dan akan langsung disambung pengerjaan 18 vila di Bali. Nilai kontrak diperkirakan akan mencapai Rp 15 miliar dengan waktu pengerjaan setahun.


Menurut Ketua Centre for Micro and Small Enterprises Dynamics, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Bayu Wijayanto, pengeluaran pemerintah dalam kondisi krisis seperti saat ini bisa mendorong elastisitas pergerakan sektor riil.


”Proyek-proyek infrastruktur pemerintah sangat penting karena akan menyerap tenaga kerja, tetapi efektivitasnya untuk mendorong UKM masih belum bisa diprediksi,” katanya.


kompas.com

Dukung Kampanye
Stop Dreaming Start Action Sekarang
More aboutTurunnya Ekspor Kerajinan Tembaga

Usaha Kerajinan Tembaga Warisan Mataram

Posted by anggota member on Wednesday, June 3, 2009

Kerajinan tembaga Boyolali merupakan warisan turun temurun. Boyolali khususnya, sejak dahulu dikenal sebagai sentra kerajinan tembaga dan itu telah ada sejak zaman kerajaan Mataram. Hanya saja ketika itu kerajinan tembaga hanya untuk membuat produk-produk rumah tangga, seperti dandang, wajan, dll. Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi maka kerajinan ini pun mengalami kemajuan pesat. Kerajinan logam tembaga berkembang ke arah pembuatan produk bernilai seni tinggi, khususnya perlengkapan eksterior dan interior.Tidak sulit mencari perajindi Boyolali. Dari sekitar 4.000 jiwa, lebih dari 90 persen warganya adalah perajin. Di sinilah banyak pengusaha kerajinan kuningan tembaga tumbuh dengan produk berorientasi ekspor. Oleh pemerintah setempat Desa Banaran yang dijadikan kawasan wisata kerajinan tembaga logam. Produk khas adalah tembaga tempaan tangan.

Pemerintah daerah pun turun membantu, misalnya dengan memberi bantuan modal, baik lewat BPD maupun BUMN dengan pola kemitraan. Demikian juga soal pajak yang dirasakannya tidak memberatkan. Mudah-mudahan
kerajinan logam tembaga ini akan terus berkembang.

www.matabumi.com

Temukan informasi lainnya mengenai
Kerajinan Tembaga - Kerajinan Tembaga Kuningan - Kerajinan Tembaga Logam - Kuningan Tembaga - Tembaga Logam - Kerajinan Logam hanya di Kerajinan Tembaga : Kerajinan Tembaga Kuningan & Kerajinan Tembaga Logam pada 88db.com
More aboutUsaha Kerajinan Tembaga Warisan Mataram

Cara Sukses Membuat Kerajinan dari Logam

Posted by anggota member on Tuesday, May 26, 2009

PROGRAM pelatihan ala instansi pemerintah ternyata bisa juga berjalan efektif. Banyak pengusaha atau perajin yang sukses setelah mendapat sen-tuhan tangan ahli yang disediakan pemerintah ini. Salah satu contohnya adalah Slamet Hanafi, perajin barang tembaga dan kuningan di Boyolali, Jawa Tengah.

Berkat pelatihan itu, Slamet bisa sukses membangun usaha kerajinan hasil tambang tersebut. Beragam hasil
kerajinan logam buah karyanya, seperti relief, kaligrafi, beragam jenis tempat lampu, vas bunga, atau kubah masjid sudah menghiasi beberapa tempat ternama. Misalnya, masjid emas di Depok maupun masjid di kompleks Istana Wakil Presiden.

Lelaki asli Boyolali ini memang sejak awal menekuni
kerajinan tembaga dan kuningan. Malah, sewaktu masih remaja, ia sudah nyemplung di bisnis ini.

Maklum, di sekitar tempat tinggalnya di Kecamatan Cepo-go, Boyolali, banyak tetangganya menekuni pembuatan perabot rumah tangga dari tembaga dan kuningan.

Beruntung, sang pengajar, yakni Sunarno yang dosen sebuah perguruan tinggi seni di Yogya-karta, banyak membantu kemajuan Slamet.

Selepas pelatihan, Sunarno langsung mengajak Slamet bergabung ke bengkel kerja
kerajinan tembaga dan kuningan miliknya di Yogyakarta. “Terus terang saya banyak dapat ilmu di sana,” kenang Slamet.

Selama enam tahun lebih Slamet bekerja dan mengasah ilmu di tempat kerja Sunarno. Dengan bekal pengalaman panjang ini, Slamet lalu mempraktikkannya ke berbagai tempat
kerajinan kuningan & tembaga, mulai dari Yogyakarta, Cila-cap, hingga ke Jakarta.

Bosan malang melintang sebagai pegawai, pada 1993 Slamet memutuskan untuk pulang kampung. Saat pulang, ia membawa satu cita-cita: dia ingin mengembangkan
kerajinan kuningan & tembaga dengan beragam variasi.

Dengan modal tidak sampai Rp 1 juta, Slamet membuka bengkel kerajinan di rumahnya di Desa Tumang Keprabon, Cepogo, Boyolali. Di masa awal usahanya ini, ia baru merekrut dua pekerja. Agar mereka mampu menjadi perajin, Slamet pun melatih mereka lebih dulu.

Usaha ini berjalan mulus. Maklum, Slamet sudah paham betul liku-liku pemasaran produk
kerajinan logam ini. Sehingga, produk Slamet lancar merambah pasar Yogyakarta, Cilacap, dan juga Jakarta.

Uniknya, Slamet malah jarang mendapat pesanan
kerajinan handycraft dalam bentuk satuan. Dia lebih sering mengerjakan proyek. Entah itu untuk hotel, masjid, hingga perumahan. “Waktu itu rata-rata omzet saya bisa Rp 100 juta per bulan,” ujar Slamet.

Namun, bisnis
hammered handycraft ini bukannya tanpa cobaan. Slamet pernah tertipu oleh rekanan yang tidak membayar hasil kerjanya. “Saya rugi mencapai ratusan juta rupiah,” ucap dia.

Pengalaman pahit ini membuat Slamet putar haluan. Saat ini Slamet lebih senang menerima pesanan dari pasar ritel. Nah, untuk menunjang pema-saran, Slamet mendaftarkan diri sebagai binaan PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI).

Slamet merasa bersyukur karena BUMN Asuransi mau meminjamkan duit sebesar Rp 25 juta. “Tujuan saya ikut program dari ASEI ini untuk pemasaran produk,” kata dia.

Langkah Slamet memang pas. Saat pameran mitra binaan BUMN itu, produk kerajinannya banyak mendapat perhatian. Kini, pelan tapi pasti, omzet bulanan Slamet telah meraih angka Rp 40 juta.

http://weekend.kontan.co.id

Temukan informasi lainnya mengenai
Hammered Handicraft - Kerajinan Tembaga - Kerajinan Logam - Kerajinan Kuningan - Kerajinan Handicraft hanya di Hammered Handicraft & Kerajinan Tembaga:Kerajinan Logam & Kuningan Boyolali Jawa Tengah
pada 88db.com
More aboutCara Sukses Membuat Kerajinan dari Logam

Menuai Emas dari Logam Kuningan dan Tembaga

Posted by jenggot kambing on Wednesday, May 6, 2009

PROGRAM pelatihan ala instansi pemerintah ternyata bisa juga berjalan efektif. Banyak pengusaha atau perajin yang sukses setelah mendapat sen-tuhan tangan ahli yang disediakan pemerintah ini. Salah satu contohnya adalah Slamet Hanafi, perajin barang - Kuningan Tembaga di Boyolali, Jawa Tengah.

Berkat pelatihan itu, Slamet bisa sukses membangun usaha Kerajinan Tembaga Kuningan hasil tambang tersebut. Beragam hasil buah karyanya, seperti relief, kaligrafi, beragam jenis tempat lampu, vas bunga, atau kubah masjid sudah menghiasi beberapa tempat ternama. Misalnya, masjid emas di Depok maupun masjid di kompleks Istana Wakil Presiden.

Bahkan, sewaktu pameran program kemitraan yang belum lama berlangsung, salah satu keluarga Cendana, Siti Hediati Soeharto, memesan sebuah kubah tembaga. “Beliau pesan satu dulu. Kalau bagus baru pesan lagi,” tutur Slamet.

Lelaki asli Boyolali ini memang sejak awal menekuni Kerajinan Tembaga dan Kerajinan Kuningan. Malah, sewaktu masih remaja, ia sudah nyemplung di bisnis ini.

Maklum, di sekitar tempat tinggalnya di Kecamatan Cepo-go, Boyolali, banyak tetangganya menekuni pembuatan perabot rumah tangga dari tembaga dan kuningan/Handicraft Tembaga.

Nah, kebetulan saat itu ada program pelatihan kerja dari Pemerintah Kabupaten Boyolali. Slamet pun tidak mau ketinggalan sebagai peserta pelatihan.

Beruntung, sang pengajar, yakni Sunarno yang dosen sebuah perguruan tinggi seni di Yogya-karta, banyak membantu kemajuan Slamet.

Selepas pelatihan, Sunarno langsung mengajak Slamet bergabung ke bengkel kerja Kerajinan Logam tembaga dan kuningan miliknya di Yogyakarta. “Terus terang saya banyak dapat ilmu di sana,” kenang Slamet.

Selama enam tahun lebih Slamet bekerja dan mengasah ilmu di tempat kerja Sunarno. Dengan bekal pengalaman panjang ini, Slamet lalu mempraktikkannya ke berbagai tempat kerajinan tembaga dan kuningan (Copper Handicraft), mulai dari Yogyakarta, Cila-cap, hingga ke Jakarta.

Bosan malang melintang sebagai pegawai, pada 1993 Sla-met memutuskan untuk pulang kampung. Saat pulang, ia membawa satu cita-cita: dia ingin mengembangkan kerajinan tembaga dan kuningan dengan beragam variasi. Maklum, saat itu warga desanya masih berkutat pada pembuatan alat-alat rumahtangga. “Saya ambil kesempatan ini,” ungkap Slamet.

Dengan modal tidak sampai Rp 1 juta, Slamet membuka bengkel kerajinan (Copper Handicraft) di rumahnya di Desa Tumang Keprabon, Cepogo, Boyolali. Di masa awal usahanya ini, ia baru merekrut dua pekerja. Agar mereka mampu menjadi perajin, Slamet pun melatih mereka lebih dulu.

Usaha ini berjalan mulus. Maklum, Slamet sudah paham betul liku-liku pemasaran produk kerajinan ini. Sehingga, produk Slamet lancar merambah pasar Yogyakarta, Cilacap, dan juga Jakarta.

Uniknya, Slamet malah jarang mendapat pesanan dalam bentuk satuan. Dia lebih sering mengerjakan proyek. Entah itu untuk hotel, masjid, hingga perumahan. “Waktu itu rata-rata omzet saya bisa Rp 100 juta per bulan,” ujar Slamet.

Slamet merasa bersyukur karena BUMN Asuransi mau meminjamkan duit sebesar Rp 25 juta. “Tujuan saya ikut program dari ASEI ini untuk pemasaran produk,” kata dia.

Langkah Slamet memang pas. Saat pameran mitra binaan BUMN itu, produk kerajinannya banyak mendapat perhatian. Kini, pelan tapi pasti, omzet bulanan Slamet telah meraih angka Rp 40 juta.

sumber: weekend.kontan.co.id

Temukan informasi lain mengenai Kerajinan Tembaga - Copper Handicraft - Kerajinan Tembaga Kuningan - Kerajinan Tembaga Logam - Kuningan Tembaga - Handicraft Tembaga - Kerajinan Kuningan - Handicraft Logam - Tembaga Logam - Kerajinan Logam - Tembaga Kuningan - Handicraft Kuningan - Logam Tembaga - Tembaga Copper hanya di Kerajinan Tembaga : Copper Handicraft & Kerajinan Tembaga Kuningan - Kerajinan Tembaga Logam 88db.com
More aboutMenuai Emas dari Logam Kuningan dan Tembaga

Produksi Hammered Handicraft

Posted by gelasbagus on Tuesday, April 7, 2009

Kerajinan tembaga di Desa Tumang, Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menembus pasar Amerika dan Australia.
Kerajinan dari desa ini mampu bersaing dan menjaga kualitas produksi hammered handicraft, sehingga permintaan ekspor kerajinan tembaga terus meningkat, kata Eni Dwi Hariani, perajin hammered handicraft tembaga di Desa Tumang, Cepogo, Boyolali, Selasa.

Menurut Eni, produk andalan kerajinan tembaga / kerajinan handicraft ini meliputi bunga, lampu dinding, kaligrafi, dan produk aksesori rumah tangga.
Pesanan kerajinan kuningan yang datang dari Amerika, Australia, dan Belanda di antaranya, kerajinan handicraft vas bunga yang harganya berkisar Rp250 ribu-Rp1 juta, kaligrafi Rp200 ribu-Rp1 juta, kerajinan logam lampu dinding Rp350-Rp900 ribu per unit dan kerajinan logam bak mandi sekitar Rp3,7- Rp7 juta per unit.
Untuk pasar kerajinan kuningan dalam negeri, pesanan datang dari Jakarta, Solo, dan Surabaya.
"40% produk kami untuk pasar ekspor dengan nilai sekitar Rp60 juta per bulan," kata Eni yang juga pemilik kerajinan tembaga "Muda Tama" Tumang.
Ia mengaku, setiap bulannya rata-rata mampu memproduksi sekitar 200 unit dan mempekerjakan 60 orang dan rata-rata menghasilkan uang sekitar Rp 60 juta - Rp70 juta per bulan.

Meskipun demikian, kata Eni, sejumlah perajin tembaga di Tumang ini menghadapi kendala sulitnya mencari bahan baku di pasaran lokal dan harus mendatangkan tembaga dari Korea maupun Italia.
Selain itu, harga bahan baku tembaga juga naik sekitar Rp300 per lembar ukuran 08 milimeter. "Tembaga sebelumnya Rp1,2 juta per lembar, kini naik menjadi Rp1,5 juta."
Kenaikan harga bahan baku membuat perajin terpaksa menaikkan harga jual produksinya.

Perajin lainnya, Supri Haryanto, mengatakan banyak perajin yang menghadapi keterbatasan modal. (*/lin)


http://www.kapanlagi.com/

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan lihat di Hammered Handicraft - Kerajinan Tembaga - Kerajinan Logam - Kerajinan Kuningan - Kerajinan Handicraft dan Hammered Handicraft & Kerajinan Tembaga:Kerajinan Logam & Kuningan Boyolali Jawa Tengah di 88db.com
More aboutProduksi Hammered Handicraft