Teknik Menjadi MC

Posted by anggota member on Wednesday, March 31, 2010

MC kependekan dari Master of Ceremony. Artinya “penguasa acara”, pemandu acara, pengendali acara, pembawa acara, pengatur acara, atau pemimpin upacara. MC bertindak selaku “tuan rumah” (host) suatu acara atau kegiatan/pertunjukan. Ia nerperan mengumumkan susunan acara dan memperkenalkan orang yang akan tampil mengisi acara. Ia pula yang bertanggung jawab memastikan acara berlangsung lancar dan tepat waktu, serta meriah atau khidmat dari awal hingga akhir.

Jangan samakan MC dengan protokoler/protokol. Kedunya berbeda. MC itu bagian dari aktivitas protokoler. MC adalah pembawa acara yang bertugas untuk mengendalikan jalannya acara. Sedangkan protokol adalah tata acara, khususnya acara resmi, seperti acara kenegaraan atau melibatkan pejabat negara; pengaturan keseluruhan kegiatan dari awal hingga akhir.


Bahkan, protokoler ada UU-nya, yakni UU No. 8 Tahun 1989. Disebutkan, protokol adalah serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi. Aturan itu meliputi:


(a) Tata Tempat –tata urutan tempat bagi pejabat negara, pejabat pemerintah, dan tokoh masyarakat dalam acara kenegaraan atau acara resmi;


(b) Tata Upacara – seperti tata bendera, lagu kebangsaan, pakaian upacara, dan sebagainya; dan


(c) Tata Penghormatan –penghormatan kepada seseorang, kepada bendera kebangsaan, lagu kebangsaan, dan sebagainya.


Bagaimana sih caranya jadi
MC wedding misalnya? Secara umum, seorang MC idealnya memiliki performance (penampilan) yan good looking, orangnya enak dipandang dan suaranya enak didengar.


MC yang baik memiliki suara yang enak didengar, alamiah (tidak dibuat-buat), atau wajar; memiliki vokal yang jelas dan powerful; memperhatikan intonasi, aksentuasi, dan artikulasi; juga memiliki “Microphone Voice”, yakni suara yang enak didengar setelah melalui alat pengeras suara.


Tentu saja, seorang
MC harus lancar berbicara. Prinsip berbicara bagi seorang MC dirumuskan dalam “B-C-A-E Formula”, yakni: Brief – Ringkas, langsung ke inti (straight to the pooint), tidak bertele-tele; Clear – Jelas, langsung dimengerti, tidak membingungkan, pengucapan kata demi kata dilakukan dengan jelas; Audibel – Dapat didengar dengan baik, powerful; dan Ease – Lancar, mengalir.


Kelancaran berbicara salah satu faktor pendukungnya adalah berwawasan luas. Khususnya berkaitan dengan tema acara, sehingga bisa memberikan pengantar yang memikat dan menimbulkan interest.


Jangan lupa,
MC adalah “penghibur” juga. Karenanya ia harus humoris. Dengan demikian, ia akan mampu menyegarkan suasana dengan joke-joke yang menghibur hadirin.


Tugas dan peran MC sangat vital dan berat, salah satunya adalah
MC wedding. Ia harus memastikan acara berjalan lancar, tepat waktu. Mengumumkan acara atau susunan acara yang akan berjalan. Harus paham benar keseluruhan acara yang akan berlangsung. Menarik perhatian hadirin untuk mengikuti jalannya acara dari awal hingga akhir. Menyusun acara dengan baik dan berkoordinasi dengan panitia. Mengecek pengeras suara (mike) atau sound-system agar berfungsi dengan baik. Mengecek kesiapan acara dan kehadiran orang-orang penting yang akan tampil dan hadir. Berkonsentrasi menyimak detil jalannya acara. Mengendalikan waktu agar acara berjalan sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan.


MC-lah yang ‘mengenalkan pembicara’ (introducing of the speaker) atau pengisi acara sebelum mereka tampil di podium dan pengantar materi yang akan disampaikannya.


MC adalah orang pertama, dan satu-satunya orang, yang berhak membuka acara atau berbicara secara “resmi” kepada hadirin. Jangan lupa, karena MC adalah orang pertama yang berbicara dalam suatu acara, maka MC harus memperkenalkan diri sendiri kepada hadirin. “Introduce yourself, even if you think everyone should know who you are,” kata toastmaster.org dalam “Being A Master of Ceremony”.


www.romeltea.com

{ 0 comments... read them below or add one }